regional
Langganan

Harga Robusta Meroket di Tingkat Global, Jateng Waspadai Lonjakan Permintaan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by M Faisal Nur Ikhsan  - Espos.id Jateng  -  Selasa, 23 Mei 2023 - 13:41 WIB

ESPOS.ID - Kopi Robusta. (Ilustrasi/JIBI/Harian Jogja)

Esposin, SEMARANG -- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng mewaspadai lonjakan permintaan menyusul terjadinya kenaikan harga kopi di tingkat regioal, bahkan di tingkat global. Peningkatan permintaan di pasaran mengakibatkan harga kopi robusta langsung meroket.

Di tingkat global, harga kopi robusta mencapai rekor tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Sejumlah negara penghasil kopi robusta di tingkat global, seperti Brasil, Vietnam, dan Kolombia.

Advertisement

Di tingkat Jateng, kenaikan robusta diketahui sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir. Tak cuma jenis robusta, tapi juga arabika. Sejumlah antisipasi pun telah dilakukan sejak jauh-jauh hari.

Selama ini, Distanbun Jateng masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Langkah tersebut diambil mengingat tingginya permintaan dari konsumen industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Advertisement

Selama ini, Distanbun Jateng masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Langkah tersebut diambil mengingat tingginya permintaan dari konsumen industri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kami dari pemerintah memfasilitasi dari pengadaan benih atau bibit kopi unggul yang bersertifikat. Harapannya, karena kopi itu tanaman yang tidak bisa langsung menghasilkan tapi butuh waktu minimal tiga tahun, maka dari awal kami perhatikan kualitas benihnya, supaya ketika masuk musim panen tanaman ini berbuah bagus dengan produktivitas yang tinggi, dan dengan mutu yang sesuai kebutuhan pasar," jelas Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Distanbun Jateng, Cisilia Sunarti, seperti dikutip dari Bisnis.com, Rabu (17/5/2023).

Penurunan produksi kopi jenis robusta di tingkat global sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim yang terjadi secara menyeluruh. Di Jateng, kondisi tersebut diantisipasi dengan mendorong penerapan good agricultural practice (GAP) yang baik serta memperkenalkan inovasi teknologi di antaranya teknologi solar dryer pada petani-petani kopi di daerah.

Advertisement

Analis Pengelolaan Komoditas Perkebunan Distanbun Jateng, Muhsoni, menambahkan kebutuhan dalam negeri belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari produksi kopi yang ada.

Selain itu, kemampuan sebagian besar petani memenuhi permintaan ekspor dengan tuntutan standar keseragaman kualitas kopi dan kontinuitas pemenuhan kuota menjadi tantangan tersendiri bagi petani di Jateng.

Para petani juga tidak serta-merta diuntungkan dengan harga ekspor tersebut. Dengan volume permintaan yang relatif besar, petani bisa saja mendapat harga yang berada di bawah harga pasar dalam negeri. Sehingga petani harus selektif dalam memilih pasar atau penjualan kopinya.

Advertisement

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Harga Robusta Pecah Rekor, Ini Langkah Jawa Tengah

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif