Madiunpos.com, BANYUWANGI – Letusan Gunung Raung telah membuat sejumlah bandara memakai sistem buka-tutup. Tremor vulkanis juga masih terus terjadi dengan indikasi pergerakan fluida atau magma encer dari bawah kawah gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Jember itu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menginformasikan pada Senin (13/7/2015) terlihat asap kelabu tebal dengan tinggi 800 meter condong ke arah Selatan-Barat Daya. Pada malam sebelumnya juga terlihat sinar api dan asap kelabu tebal setinggi 500-1.000 meter ke arah barat daya-selatan-tenggara.
"Terdengar suara gemuruh lemah-keras bau belereng menyengat tercium hingga ke Kecamatan Songgon dan Kecamatan Pesanggrahan Kabupaten Banyuwangi," kata Sutopo dalam pesan tertulisnya, Senin (13/7/2015) seperti diberitakan Okezone.com.
Menurutnya, hujan abu juga berdampak pada area tanaman kopi afdeling Jampit PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII-Kebun Kalisat, Jampit, Kecamatan Sempol. Beberapa wilayah di Banyuwangi lainnya juga terdampak abu vulkanis seperti Kecamatan Genteng Kulon, Rogojampi, Songgon, Sragi, Kali Baru, dan Licin.
Sedangkan di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo juga menerima guyuran hujan abu di beberapa wilayah. "BPBD telah membagi ribuan masker kepada masyarakat di empat kabupaten yang mengalami hujan abu," kata Sutopo.
Sutopo menegaskan hingga kini belum perlu ada pengungsian. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hanya menetapkan radius tiga kilometer dilarang ada aktivitas masyarakat.
Menurutnya, dampak terbesar erupsi Gunung Raung adalah di sektor ekonomi yaitu penutupan bandara. "Otorita bandara masih memberlakukan buka-tutup disesuaikan dengan kondisi ancaman abu vulkanis," pungkasnya.