regional
Langganan

DISTRIBUSI ELPIJI : Sleman Ajukan Tambahan Kuota Gas 3Kg - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Abdul Hamid Razak Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 21 Januari 2016 - 02:40 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Penambahan tersebut didasarkan pada meningkatnya jumlah UMKM.

Harianregional.com, SLEMAN- Dinas Sumber Daya Alam Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman mengajukan penambahan kuota 4.796 tabung gas elpiji 3 Kg per hari. Penambahan tersebut didasarkan pada meningkatnya jumlah UMKM.

Kepala Dinas SDAEM R Sapto Winarno mengatakan, selama 2015 kuota tabung gas elpiji bersubsidi 34.259 tabung per hari. Tahun ini, pihaknya mengajukan penambahan kuota 14% dari kuota 2015. Pada 2015 lalu, dari 12% kuota tambahan yang diajukan, Pertamina hanya menyetujui kuota tambahan 8% saja. Penambahan tersebut akan dibagi untuk 17 agen di Sleman. "Kami hanya mengusulkan penambahan kuota, 4.796 tabung lagi. Mudah-mudahan bisa disetujui," kata Sapto, Rabu (20/1/2016).

Advertisement

Dia menjelaskan, usulan tambahan kuota gas 3kg tersebut dilakukan untuk mengantisipasi sejumlah hal. Mulai pertumbuhan UMKM, permintaan dari masyarakat hingga momentum liburan di mana tahun ini tercatat banyak jadwal libur akhir pekan. Kondisi tersebut dikawatirkan akan meningkatkan jumlah konsumsi gas ukuran 3kg. "Selama ini, kebutuhan gas 3kg di Sleman terpenuhi. Kalau pun nanti kurang, kami akan ajukan penambahan," ujarnya.

Kepala Seksi Pengembangan SDM Purwoko menjelaskan, jumlah agen sampai saat ini tercatat 17 unit dengan 1.365 unit pangkalan. Sementara jumlah pengecer jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pangkalan. Pihaknya berharap pemetaan pangkalan dari Pertamina segara diumumkan untuk memotong jalur distribusi gas yang dinilai panjang. "Pangkalan memiliki kontrak dengan agen agar harga jual bisa dikontrol. Kami berharap pemetaan pangkalan baru segera direalisasikan," pintanya.

Dijelaskan Purwoko, pola pendistribusian gas elpiji 3 Kg tidak mengalami perubahan. Tata pembayaran tidak melalui sopir tapi dengan sistem transfer, namun hal tersebut belum semuanya bisa diterapkan. "Kalau pembayaran melalui sopir, harganya bisa tidak sesuai dengan ketentuan. Tapi kalau melalui transfer, semua harga ke pangkalan akan sama," terangnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Sumadiyono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif