by Endro Guntoro Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 25 September 2014 - 14:20 WIB
ESPOS.ID - Ilustrasi SS (JIBI/SOLOPOS/Dok)
Harianregional.com, BANTUL - Dinas Sosial (Dinsos) Bantul menyatakan siap untuk merehabilitasi pengguna narkoba sebagai langkah penanganan paling efektif terhadap korban. Namun Dinsos masih menunggu sikap kepolisian dan juga BNN dalam menyikapi kasus tertangkapnya mantan anggota DPRD Bantul, Eko Julianto beberapa waktu lalu. (Baca Juga : Konsumsi Narkoba, Mantan Anggota DPRD Bantul Dijerat Pasal Berlapis)
Kepala Dinsos Bantul Mahmudi mengatakan keputusan rehabilitasi setiap korban pengguna narkoba sebenarnya bukan kewenangan mutlak Dinsos melainkan keputusan dari BNN Kabupaten Bantul dan kepolisian.
"Yang jelas kalau nanti ada keputusan ditempuh jalur rehabiltasi, ya kami siap melaksanakan," ujar Mahmudi kepada Harianregional.com di Bantul, Selasa (23/9/2014).
Menurut Mahmudi, Dinsos Bantul masih menunggu perkembangan lebih lanjut pihak kepolisian maupun BNN. Pasalnya Dinsos Bantul hanya memfasilitasi teknis pelaksanaan rehabilitasi dengan menggandeng sejumlah pihak seperti tenaga medis dan kementerian agama.
Lebih lanjut, Mahmudi menambahkan di Bantul kini sudah memiliki satu puskesmas yang ditunjuk untuk melayani korban narkotika yakni Puskesmas Banguntapan yang berada di Desa Tamanan. Di Puskesmas ini telah disediakan tenaga dokter yang siap merehabilitasi korban narkoba.
"Sarana pendukungnya sudah memadai. Korban yang ditangani nanti diberikan obat khusus pengganti narkoba dan dilakukan penanganan secara ketat sampai berhasil sembuh," ungkap Mahmudi.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Bantul AKBP Surawan belum bisa memberikan komentar lebih jauh. Ia mengaku sudah menahan EJN (Eko Julianto) berikut barang bukti dan hasil tes urine.
"Biar proses jalan sesuai prosedur dulu," katanya saat dihubungi lewat telepon selular.
Ketua DPD PDIP DIY, Bambang Praswanto mengakui sudah bertemu dengan jajaran pengurus DPC PDIP Bantul. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua DPC Bantul Aryunadi terkait dengan pembinaan terhadap salah satu kader yang tersandung narkoba tersebut.