regional
Langganan

Diguyur Hujan Sampai Banjir, Petani Cabai Merugi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Selasa, 7 November 2017 - 21:20 WIB

ESPOS.ID - Petani cabai Dusun Pencengan, Desa Kedundang berda di lahannya yang terendam air, Selasa (7/11/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Petani cabai yang berada di lahan Dusun Pencengan, Desa Kedundang mengalami kerugian

Harianregional.com, KULONPROGO -Petani cabai yang berada di lahan Dusun Pencengan, Desa Kedundang mengalami kerugian. Hal itu dikarenakan ribuan tanaman cabai terendam banjir, akibat intensitas curah hujan yang tinggi di Kulonprogo, akhir-akhir ini.

Advertisement

Cabai yang mereka tanam, banyak yang membusuk, ada pula yang membusuk hanya sebagian buah, hingga menyusut. Salah satu petani cabai setempat, Murlani menyebutkan, penyebab terendamnya lahan cabai bukan hanya karena hujan yang terus turun.

Melainkan juga area persawahan di kawasan tersebut berada pada titik rendah di bawah saluran irigasi. Setiap kali terendam air, petani harus mengurasnya dengan bantuan pompa air.

Ia menjelaskan, cabai yang dipanen paska kebanjiran memiliki kualitas yang buruk, sehingga memengaruhi harga jual cabai di pasaran. Awal musim petik, harga cabai mencapai Rp20.000 per kilogram, namun sekarang tinggal Rp12.000 per kilogram.

Advertisement

"Banyak dari kami yang kesulitan kembali modal. Biaya operasional Rp1 juta untuk 150 meter persegi, tapi hasil jual tak seberapa," ujarnya, Selasa (7/11/2017).

Petani cabai yang lainnya, Rukinem menjelaskan, terendamnya lahan cabai oleh air hujan menyebabkan tanaman layu dan mati. Mereka sudah mencoba menyedot air dengan menggunakan pompa, namun upaya itu dirasa sia-sia belaka. Karena hujan terus turun dan menggenangi lahan, sampai melewati batas tanam.

Dalam kondisi lahan normal, mereka seharusnya bisa melakukan delapan hingga sepuluh kali panen. Namun dengan kondisi seperti saat ini, mereka hanya bisa memanen sebisa mereka, dan kualitas cabai tidak sebaik yang diharapkan.

Advertisement

"Saat ini kami memasuki musim petik yang keempat," ungkapnya.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif