by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 27 Agustus 2014 - 14:20 WIB
Harianregional.com, BANTUL-Kepala Desa Panggungharjo, Sewon Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi tidak hanya menerapakan transparansi keuangan dan mengalihkan gratifikasi, tetapi juga melakukan inovasi dalam meningkatkan pendapatan desa. Inilah yang menyebabkan Desa Panggungharjo terpilih sebagai desa terbaik tingkat nasional.
Pada 2013 lalu, bermodal uang Rp37 juta, pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan usaha ini mempekerjakan sebanyak 12 petugas yang bekerja mengumpulkan dan memungut sampah dari rumah-rumah warga.
“Ada 1.200 pelanggan atau kepala keluarga yang sampahnya dikelola,” kata dia.
Pemerintah desa memungut retribusi dari pelanggan sampah. Lalu sampah organik diolah menjaid pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah dan dijual. Kini nilai kapitalisasi BUMDes yang belum berumur dua tahun itu telah mencapai Rp360-an juta berkat upaya mengelola sampah.
Berkat itu pula, APBDes Desa Panggungharjo mencapai angka Rp2 miliar alias tertinggi di seluruh desa di Bantul. Namun, keberhasilan itu tidak dengan mudah didapat. Tidak jarang ia mendapat resistensi dari anak buahnya.
“Yang paling sulit itu mengubah diri sendiri, resistensi itu dulu sangat kuat, tapi mereka akhirnya sadar UU Desa yang baru mengamanahkan soal akuntabilitas pamong desa,” ujarnya.