regional
Langganan

CUACA EKSTREM : Bahaya, Nelayan Jepara Diimbau Libur Melaut - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Sumadiyono Jibi Harian Jogja  - Espos.id Regional  -  Minggu, 10 Agustus 2014 - 19:30 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianregional.com, JEPARA—Nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di laut karena gelombang air laut di daerah itu masih tinggi, kata Syahbandar Jepara Yuniarso. "Hari ini [Minggu], ketinggian gelombang laut masih mencapai dua meter sehingga belum aman untuk aktivitas kapal nelayan," ujarnya di Jepara, Sabtu (9/8/2014).

Ia berharap imbauan tersebut diindahkan para nelayan demi keselamatan mereka sendiri. Apabila cuaca laut kembali normal seperti sebelumnya, dia mempersilakan para nelayan untuk melaut.

Advertisement

Ketinggian gelombang laut di Karimunjawa, kata dia, Minggu (10/8/2014) berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jateng rata-rata 1,25-1,5 meter dengan kecepatan angin antara 11-14 knot.

"Ketinggian gelombang maksimal antara 1,5-2 meteran," ujarnya.

Sementara ketinggian gelombang laut di utara Jateng, kata dia, rata-rata antara 0,5-1,25 meter dengan ketinggian gelombang maksimal antara 1,25-2 meter.

Advertisement

Cuaca laut di perairan Jepara mulai memburuk, kata dia, terjadi sejak Selasa (5/8/2014), sehingga turut mengganggu jadwal keberangkatan kapal dari Jepara menuju Karimunjawa atau sebaliknya.

Transportasi laut yang berhenti beroperasi, tidak hanya dialami kapal penumpang dan nelayan, melainkan kapal barang juga tidak berani melakukan aktivitas pelayaran.

Khusus untuk kapal motor penumpang sejak Sabtu (9/8/2014) diperbolehkan beroperasi sehingga aktivitas penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa mulai normal.

Advertisement

Salah seorang nelayan asal Jepara, Musthofa mengungkapkan tinggi gelombang laut di Jepara sejak Selasa (5/8/2014) tidak terlalu mempengaruhi tekad nelayan melaut.

Apalagi, lanjut dia, aktivitasnya itu juga mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di rumah.

"Biasanya nelayan tidak ada yang berani melaut ketika musim baratan, sedangkan pada musim timuran seperti sekarang banyak nelayan yang melaut," ujarnya.

Meski demikian, kata dia, para nelayan dalam melakukan aktivitasnya tetap berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Advertisement
Sumadiyono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif