by Redaksi - Espos.id Jogja - Sabtu, 17 Maret 2012 - 11:02 WIB
SLEMAN—Pemberitaan pengurangan resiko bencana oleh media di Indonesia masih kurang. Padahal peringatan dini, mitigasi dan kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana tidak kalah penting.
Hal itu diisampaikan Sekretaris Circle Indonesia, Kharisma Nugroho dalam pelatihan Jurnalisme Kebencanaan Untuk Wartawan di Wisma MM UGM Jogja, Sabtu (17/3).
Kharisma menjelaskan media lebih banyak menyajikan berita kerusakan yang begitu dahsyat. "Tapi berita sebelum terjadi seperti kesiapsiagaan masih kurang," katanya.
Ia membandingkan pemberitaan media di Indonesia dengan media Australia saat gempa bumi di Sumatra Barat. Lima hari pertama dan lima hari kedua hampir sama dengan memberitakan kengerian bencana serta korban butuh bantuan.
Selanjutnya, media Australia menyajikan berita penyebab bencana terjadi. Kemudian mengulas apa yang salah dengan pemberitaan. Berarti, lebih kepada pemberitaan kesiapsiagaannya.
Sedangkan media di Indonessia memberitakan pemerintah dianggap lamban, kebutuhan untuk pemulihan dan berangsur tertutup skandal politik dan gosip artis.(sun)