by Yesaya Wisnu - Espos.id Jateng - Selasa, 15 Februari 2022 - 12:46 WIB
Esposin, KUDUS — Gunung Muria membentang mengitari kota-kota pantai utara di Jawa Tengah, seperti Kabupaten Kudus, Jepara, dan Pati. Gunung ini memiliki sejarah panjang dari awal keberadaannya yang dulu sempat terpisah dari daratan Pulau Jawa dan sekarang menjadi satu daratan dan membentuk kota-kota pantura.
Namun di balik sejarah panjangnya, terdapat berbagai versi terkait penamaan nama ‘Muria’ pada salah satu gunung purba di Indonesia tersebut. Dilansir dari Kemendikbud.go.id, Selasa (15/2/2022), penamaan ‘Muria’ disematkan dari nama salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di Jawa, khususnya kawasan pegunungan tersebut, yaitu Sunan Muria.
Hal ini dibuktikan dengan keberadaan makam Sunan Muria yang berada di Bukit Muria, Desa Colo, Kabupaten Kudus. Makam ini selalu dikunjungi para peziarah yang ingin mencari berkah kelancaran dalam kehidupan, baik itu dalam pekerjaan, usaha hingga mendapatkan jodoh yang tepat.
Baca juga: Sejarah Bledug Kuwu Grobogan, yang Identik dengan Legenda Ajisaka
Selain penamaan pada Gunung Muria, jejak peninggalan Palestina juga ditemukan di Masjid Menara Kudus yang diberi nama yang sama dengan masjid yang ada di Kota Yerusalem, yaitu Al-Aqsa. Bahkan, batu yang digunakan dalam peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Aqsa Menara Kudus ini berasal dari Palestina yang merupakan hadiah dari Gubernur Palestina kepada Syaikh Ja’far Shadiq, seorang ahli ilmu agama dan ahli hukum Islam (fiqih) atas kontribusinya menjadi relawan penanganan wabah
Baca juga: Gunung Muria Purba & Jejak Bangsa Lemuria, Leluhur Orang Jawa
Dikutip dari berbagai sumber, bangsa Lemuria konon merupakan manusia modern yang peradabannya lebih unggul dari bangsa Atlantis. Akan tetapi, hingga saat ini, letak benua Lemuria pada masa lampau masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Kemungkinan besar, peradaban bangsa lemuria itu berada di daratan sekitar Samudra Pasifik, yaitu Indonesia.
Baca juga: Gunung Muria Purba & Jejak Bangsa Lemuria, Leluhur Orang Jawa
Pada 2013 lalu, Komite Perdamaian Dunia mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian. Hal ini disebabkan anggapan bahwa Jawa Tengah merupakan tempat berkembangnya peradaban Bangsa Lemuria.
Lemuria merupakan peradaban kuno yang konon muncul sebelum Atlantis, sekitar 75.000 SM-11.000 SM. Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani menyatakan induk peradaban bangsa itu diyakini hidup di Gunung Muria.
Baca juga: Riwayat Gunung Muria: Dulu Terpisah, Sekarang Bersatu dengan Pulau Jawa
Kisah tersebut berkaitan dengan Putri Shima dan Kerajaan Kalingga/Medang Kamulyan. Wilayah Kerajaan Medang Kamulyan saat itu meliputi Tegal, Pekalongan, Alas Roban, Semarang, Gunung Rahwatu (Muria), hingga ke Pati, Rembang, dan Karimun Jawa.
Akan tetapi, sampai berita ini ditulis, tidak banyak referensi pasti tentang bangsa Lemuria yang disebut sebagai leluhur orang Jawa dari Gunung Muria.