by Newswire - Espos.id Jogja - Kamis, 13 Juli 2023 - 22:27 WIB
Esposin, GUNUNGKIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diminta tidak perlu menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus antraks yang terjadi di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menyerahkan bantuan berupa vaksin antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (13/7/2023).
Meski demikian, Syahrul meminta penanganan kasus antraks tersebut harus intensif.
Dia mengaku terkejut dengan kasus antraks di Gunungkidu. Namun, antraks setiap tahun ada dan tidak bisa hilang. Dia menyebut spora antraks bisa bertahan bertahun-tahun. Konon spora antraks bisa bertahan hingga 50 tahun.
Dia mengaku terkejut dengan kasus antraks di Gunungkidu. Namun, antraks setiap tahun ada dan tidak bisa hilang. Dia menyebut spora antraks bisa bertahan bertahun-tahun. Konon spora antraks bisa bertahan hingga 50 tahun.
Kasus antraks di Indonesia sendiri tidak separah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan LSD pada hewan ternak. Hal yang mengejutkan, kata dia, adalah mengkontaminasi manusia dan menyebabkan meninggal dunia.
Dari deteksi Kementerian Pertanian (Kementan), kata dia, kasus antraks yang menyebabkan manusia meninggal dunia hanya ada di Gunungkidul. Untuk menangani hal tersebut Kementan menerapkan tiga agenda yang perlu dilaksanakan di semua daerah.
Langkah kedua, daerah di sekitar lokasi antraks sampai radius 200 meter harus diisolasi penuh. Selanjutnya wilayah itu dijaga oleh puskeswan. Dokter hewan di setiap wilayah memiliki standar pelaksanaan.
"Di Gunungkidul ada kontraksi yakni hewan positif antraks yang telah dikubur digali kembali dan dagingnya dikonsumsi masyarakat," kata Mentan Syahrul yang dikutip dari Antara.
Ia mengatakan kasus antraks di Gunungkidul sebagai peringatan bagi semua pihak bahwa tidak boleh diabaikan.
Untuk itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan langkah terpenting selanjutnya dalam penanganan antraks adalah memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana kejadian antraks langsung disikapi dengan cepat.
Hewan yang terkena antraks itu memiliki gejala klinis seperti demam dan mulut berbusa. Kondisi semakin parah, dalam waktu satu sampai dua hari bisa langsung mati.
"Hal ini yang perlu diberikan edukasi kepada masyarakat," katanya.
Mentan Syahrul Yasin Limpo juga menyerahkan bantuan berupa vaksin antraks hingga pendukung lainnya senilai Rp631.613.132,00. Vaksinnya mencapai 60.817 dosis.
Gunungkidul mendapatkan jatah sebanyak 11.017 dosis dan DIY sebanyak 12.667 dosis. Sisanya sebanyak 37.133 dosis jadi cadangan di Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengklaim jika kasus antraks saat ini terkendali. Ia mengakui kasus ini menyebabkan seorang warganya meninggal, namun publikasi dari kejadian ini dinilai berlebihan.
"Ada framing sehingga kasusnya jadi viral di nasional, padahal di lapangan tidak ada masalah berarti," katanya. Ia berharap warga juga tidak panik menghadapi isu Antraks.
"Kami berharap warganya optimistis membangun kekuatan untuk mengatasi masalah ini," ucapnya.