regional
Langganan

Alun-Alun Utara Jogja Dulu: Simbol Laut Tak Berpantai - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Sunartono  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 15 April 2022 - 08:47 WIB

ESPOS.ID - Pohon beringin di Alun-Alun Utara Keraton Jogja. (Kratonjogja.id)

Esposin, JOGJA — Revitalisasi Alun-Alun Utara Kota Jogja dimulai. Pada Rabu (13/4/2022), dua alat berat beroperasi mengeruk tanah mengitari dua pohon beringin keramat, Kiai Dewadaru dan Kiai Jandaru.

Alat berat tersebut dari kejauhan tampak membuat lubang persegi panjang di luar area dua pohon tersebut. Salah satu ruas lubang tersebut sudah diisi dengan material.

Advertisement

Pengageng Kawedanan Hageng Panitropuro Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Condrokirono membenarkan pengerjaan fisik di Alun-Alun. Menurutnya hal itu untuk membersihkan sejumlah sampah yang mengendap selama puluhan tahun.

“Alun-Alun dibersihkan, banyak sampah yang puluhan tahun mengendap di situ,” kata GKR Condrokirono saat dimintai konfirmasi melalui pesan singkat ponselnya, Rabu (13/4/2022).

Advertisement

“Alun-Alun dibersihkan, banyak sampah yang puluhan tahun mengendap di situ,” kata GKR Condrokirono saat dimintai konfirmasi melalui pesan singkat ponselnya, Rabu (13/4/2022).

Ia mengatakan pasir Alun-Alun Utara Jogja diganti baru, karena saat ini pasirnya sudah kotor. Revitalisasi tersebut diharapkan dapat mengembalikan fasad Alun-Alun Utara Jogja seperti dulu lagi.

“Kan kemarin itu [pasirnya] sudah kotor, jadi diganti [pasir baru]. Dikembalikan seperti dulu lagi,” ujarnya.

Advertisement

“Tanah di Alun-alun Utara telah mulai digali secara bertahap sejak Minggu (3/4/2022) dan diperkirakan akan selesai dalam empat bulan ke depan, tepatnya pada bulan Juli 2022,” katanya dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kamis (14/4/2022).

Suryo Satria menegaskan aktivitas itu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah di Alun-alun Utara. Selama ini, terdapat banyak aktivitas yang menyebabkan kondisi alun-alun kurang ideal. Material asli berupa pasir telah bercampur dengan material lain seperti sampah.

“Material asli penyusun alun-alun yakni pasir, telah tercampur dengan banyak material lain karena kegiatan yang dilaksanakan di alun-alun Utara sering tidak sejalan dengan kelestarian alun-alun. Belum lagi soal sistem drainase kurang memadai,” ujarnya.

Advertisement

Sejak pengerjaan itu dilakukan, para pekerja banyak menemukan tumpukan benda-benda yang tidak seharusnya berada di alun-alun. Mulai dari timbunan sampah, spanduk, hingga fondasi beton untuk kegiatan temporer yang pernah digelar di alun-alun. “Sehingga diperlukan pengerjaan untuk mengembalikan tanah Alun-alun Utara ke material aslinya yakni pasir, sangat penting untuk menjaga kemuliaan serta kelestarian Alun-alun sebagaimana mestinya,” katanya.

Baca juga: Viral! Kereta Api Lewat Perkampungan di Pengok Jogja, Ini Kata PT KAI

Laut Tak Berpantai

Dikutip dari situs resmi Kratonregional.id, seluruh permukaan Alun-Alun Utara juga ditutup dengan pasir lembut. Hal ini sebagai penggambaran laut tak berpantai yang merupakan perwujudan dari kemahatakhinggaan Tuhan.

Secara keseluruhan, makna alun-alun beserta kedua pohon beringin di tengahnya menggambarkan konsepsi manunggaling kawula Gusti, bersatunya raja rakyat dengan raja dan bertemunya manusia dengan Tuhan.

Advertisement

Alun-Alun Utara ini termasuk salah satu penanda kawasan Sumbu Filosofi Kota Jogja yang masuk dalam konsep penataan dan pengembalian fasad seperti semula untuk mempertahankan nilai heritage-nya.

Berita ini telah terbit di Harianregional.com dengan judul: Pasir Alun-Alun Utara Diganti Baru, Proyek Selesai 4 Bulan

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif