regional
Langganan

Akui Ada Perundungan di PPDS Anestesi, Undip & RSUP Kariadi Kompak Minta Maaf - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Jumat, 13 September 2024 - 17:56 WIB

ESPOS.ID - Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan RSUP dr. Kariadi Semarang, akhirnya sama-sama mengakui adanya bullying atau perundungan di program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesi.

Esposin, SEMARANG – Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan RSUP dr. Kariadi Semarang, akhirnya sama-sama mengakui adanya bullying atau perundungan di program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesi. Kedua pihak pun sudah tak saling membantah dan kini menyampaikan permintaan maaf serta akan berkomitmen melakukan pembenahan sistem pendidikan di internal masing-masing.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip, Yan Wisnu, mengakui adanya sejumlah bentuk perundungan dalam sistem PPDS Anestesi di kampusnya. Pihaknya kemudian meminta maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas kegaduhan yang selama ini terjadi di dunia pendidikan dokter spesialis.

Advertisement

“Kami juga mohon arahan seluruh pihak baik pemerintah, komponen masyarakat, agar kami ke depan bisa jalankan perbaikan dokter spesialis, memperbaiki martabat dan melindungi anak didik agar kemudian bermanfaat bagi negara,” kata Yan di sela audiensi bersama Komisi IX DPR RI di FK Undip, Jumat (13/9/2024).

Yan juga memohon dukungan pemerintah agar Undip bisa melanjutkan proses PPDS Anestesi di RSUP Kariadi. Sebab, praktik secara langsung di rumah sakit sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dan mengasah keterangpilan para calon dokter spesialis.

“Kita mohon dukungannya, khususnya prodi Anestesi, supaya dapat berperan serta memberikan sumbangsih ke negara, agar bisa ikut serta memenuhi SDM [sumber daya manusia] dokter spesialis yang terdistribusi merata di nusantara,” ujarnya.

Advertisement

Hal senada disampaikan Direktur Layanan Operasional RSUP dr Kariadi, Mahabara Yang Putra. Ia mengatakan, sebagai rumah sakit yang turut menyediakan wahana pendidikan bagi calon dokter spesialis, mengakui adanya peristiwa bullying.

“Kami sebagai wahana pendidikan tak lepas dari kekurangan ketika terjadi perudungan, kami turut dalam proses pendidikan, kami akan evaluasi agar bisa mencetak generasi di kesehatan lebih baik. Maka segala kekurangan yang belum sesuai ekspektasi, kami minta maaf dan harapan ke depan bisa lebih baik,” kata Mahabara.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif