by Abdul Jalil - Espos.id Regional - Selasa, 7 April 2020 - 21:30 WIB
Soloposcom, PONOROGO - Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menetapkan status tanggap darurat corona di Kabupaten Ponorogo. Hal ini setelah ada tiga warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Mulai hari ini sudah saya tetapkan status tanggap darurat untuk Ponorogo. Dengan status ini maka banyak hal yang bisa kita lakukan dalam menangani penyebaran Covid-19," kata Ipong, Senin (6/4/2020).
Dia menuturkan Pemkab akan segera menyusun berbagai program dalam mencegah persebatan virus corona di Kabupaten Ponorogo. Tidak hanya program yang terkait dengan bidang medis saja, tetapi juga program jaring pengaman sosial bagi masyarakat terdampak.
Sukoharjo KLB Corona, Komunitas Bagi-Bagi Sembako dan Masker
Ipong menyebut status tanggap darurat ini akan membuat Pemkab lebih leluasa untuk membangun ruang-ruang isolasi. Selain itu, saat hendak memberi bantuan kepada warga yang terdampak ekonominya juga bisa dilakukan.
"Pemkab juga akan membangun seluruh biaya pasien corona. Baik yang ada di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta di Ponorogo," ujar dia.
Untuk jaring pengaman sosial, lanjut Ipong, akan dimulai dibagikan pada April 2020. Pemkab masih merampungkan verifikasi data warga yang berhak untuk mendapatkan bantuan.
Warga Kemlayan Solo Positif Covid-19, Ada Riwayat Perjalanan Ke Surabaya
Untuk anggarannya, seluruh SKPD di Pemkab Ponorogo juga sedang melakukan pembahasan terkait dana yang bisa dialihkan untuk penanganan Covid-19. Pemkab Ponorogo sendiri telah menyediakan anggaran sekitar Rp13 miliar untuk penanggulanan Covid-19.
Ipong mengimbau kepada para perantau asal Ponorogo di berbagai daerah supaya tidak pulang kampung atau mudik selama masa tanggap wabah ini. Hal ini karena pemudik memiliki potensi untuk penyebaran Covid-19, terutama yang berasal dari zona merah Covid-19.
Dituduh Maling, Seorang Waria di Jakarta Dibakar Warga
Mulai dari identitas diri, asal daerah, riwayat kontak, dan tujuan atau warga yang akan didatangi. Pengawasan ketat ini terutama ditujukan kepada para pemudik yang sudah terlanjur pulang dan akan melewati perbatasan.
“Dengan screening itu diharapkan jadi informasi bagi petugas kita. Juga jadi informasi bagi para perantau yang masih di daerah tempatnya bekerja bahwa kalau masuk ke sini ada saringan ketat. Kita akan tanyai ini itu banyak sekali,” kata Ipong.