by Brand Content - Espos.id Jateng - Minggu, 8 September 2024 - 10:13 WIB
Esposin, BLORA—Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyimpan segudang kesenian tradisional yang masih lestari sampai sekarang. Bahkan, banyak warisan budaya itu yang sudah ditetapkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisional oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Terbaru, kesenian yang tercatat KIK Ekspresi Budaya Tradisional adalah tari tayub. Bupati Blora Arief Rohman menerima Sertifikat Pencatatan Inventarisasi Tari Tayub sebagai KIK Ekspresi Budaya Tradisional pada hari kedua gelaran Blora Culture Festival 2024 di Lapangan Kridosono, Sabtu (7/9/24).Selain Tayub Blora, beberapa warisan budaya Kabupaten Blora juga telah tercatat sebagai KIK Ekspresi Budaya Tradisional.
Seni budaya itu meliputi Wayang Krucil, Jipang Panolan, Jamasan dan Kirab Pusaka Kyai Bismo, Sedulur Sikep, Wayang Tengul, Grebeg Sedekah Bumi, tradisi Perang Nasi di Desa Gedangdowo, dan Jamasan Pusaka Situs Mbah Ndoro Balun.
Seni budaya itu meliputi Wayang Krucil, Jipang Panolan, Jamasan dan Kirab Pusaka Kyai Bismo, Sedulur Sikep, Wayang Tengul, Grebeg Sedekah Bumi, tradisi Perang Nasi di Desa Gedangdowo, dan Jamasan Pusaka Situs Mbah Ndoro Balun.
Bupati Arief menyampaikan sertifikat tersebut sebagai bentuk pengakuan penting atas keberagaman budaya tradisional yang dimiliki Kabupaten Blora.
"Sertifikat ini mencerminkan identitas budaya, kearifan lokal, dan warisan nenek moyang kita. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2024 tentang Hak Cipta, sertifikat ini bertujuan untuk melindungi ekspresi budaya tradisional, sehingga tidak ada lagi yang dapat mengeklaim kekayaan intelektual ini sebagai miliknya," ucap Bupati Arief.
Bupati Arief berharap kegiatan itu dapat menjadi agenda tahunan di Kabupaten Blora. Ia optimistis bahwa kegiatan ini akan terus berkembang dan semakin memperkuat identitas budaya daerah.
"Ini merupakan yang pertama kali diadakan. Kami berharap tahun depan bisa diadakan lebih besar lagi. Semoga bisa menjadi agenda tahunan karena tayub ini sudah menjadi brand-nya Blora," ujar Bupati Blora.
Kepada generasi muda, dia berpesan agar turut menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur.
"Generasi muda harus nguri-uri kebudayaan yang menjadi warisan leluhur kita. Dengan budaya, kita bisa bersatu, rukun, dan kompak," pesannya.
Bupati Blora Arief Rohman mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang berperan dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
Ia mengatakan, Gelar 3.000 Tayub Blora merupakan ini bentuk penghormatan terhadap budaya leluhur, serta wujud dari upaya pemerintah dalam "nguri-uri" atau melestarikan budaya.
"Apresiasi saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini dan ikut menjaga warisan budaya leluhur," ungkapnya.
Bupati Arief melanjutkan seni tayub merupakan bagian dari budaya Kabupaten Blora yang mengandung nilai kebersamaan dan identitas daerah.
Melalui gelar taub massal ini, dia berharap keberadaan Tayub di Blora akan tetap terjaga dan diteruskan kepada generasi berikutnya.