regional
Langganan

Wah! Ada Tempat Penginapan Termurah di Semarang, Semalam Cuma Rp4.000 - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Fitroh Nurikhsan  - Espos.id Jateng  -  Rabu, 31 Juli 2024 - 13:19 WIB

ESPOS.ID - Potret tampak depan Pondok Boro tempat penginapan termurah di Kota Semarang. Rabu (31/7/2024) (Solopos.com/Fitroh Nurikhsan)

Esposin, SEMARANG — Siapa sangka di Kota Semarang terdapat sebuah tempat penginapan dengan tarif per malamnya tergolong sangat murah. Bahkan biayanya dibawah Rp10.000.

Tempat penginapan termurah itu namanya Pondok Boro. Lokasi dekat bantaran Kali Semarang atau tepatnya di Kampung Sumeneban RT003/RW005, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah.

Advertisement

Dilihat dari luar, bangunan Pondok Boro mungkin tidak layak disebut tempat penginapan. Bangunan yang diduga telah berusia puluhan tahun terlihat lusuh dan seperti tidak terawat.

Walaupun demikian, jika kita menyelinap masuk ke Pondok Boro. Terdapat sekitar 100 orang yang menginap dan tinggal di tempat tersebut. Penginapan murah itu dikhususkan untuk laki-laki saja.

Advertisement

Walaupun demikian, jika kita menyelinap masuk ke Pondok Boro. Terdapat sekitar 100 orang yang menginap dan tinggal di tempat tersebut. Penginapan murah itu dikhususkan untuk laki-laki saja.

Menariknya, para penginap yang di Pondok Boro mayoritas adalah perantau dengan berbagai pekerjaan seperti kuli panggul, pedagangan asongan, supir, pedagang mainan dan masih banyak yang lainnya.

Bahkan kapasitas Pondok Boro bisa menampung sebanyak 300 orang. Tapi para penghuni Pondok Boro tidur atau istirahat secara bersamaan di sebuah ruangan besar beralaskan kayu serta dilengkapi rak-rak tempat baju.

Advertisement

Ketika ditanya terkait sejarah hingga pemilik gedung tua tersebut. Mereka tidak banyak yang tahu, setiap orang yang tinggal di sana hanya diberi catatan pembayaran uang sewa.

Namun terdapat cerita yang beredar dari mulut ke mulut. Kalau bangunan Pondok Boro semula merupakan sebuah gudang tempat penyimpanan rempah-rempah di era kolonial Belanda. Pasca kemerdekaan, gudang itu kemudian dialihfungsikan sebagai tempat penginapan.

Salah seorang penghuni Pondok Boro, Rusmin menceritakan semula para pekerja kasar di Pasar Johar banyak yang tidur di emperan toko. Lalu ada lurah setempat yang menawarkan mereka untuk tinggal di gudang kosong (yang kini disebut Pondok Boro).

Advertisement

“Gudang kosong itu banyak ditempati para perantau dari Kebumen. Jadi tempat ini dulu hanya dikhususkan untuk orang-orang Kebumen,” kata Rusmin kepada Esposin, Rabu (31/7/2024).

Adanya relokasi Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah. Sebagian besar perantau asal Kebumen terpaksa pindah untuk mencari lokasi penginapan yang dekat dengan tempat relokasi Pasar Johar.

“Sekarang yang tinggal disini (Pondok Boro) campur. Bukan lagi orang-orang Kebumen. Tapi masih ada orang Kebumen cuma udah sedikit,” terangnya.

Advertisement

Rusmin mengaku sudah tinggal di Pondok Boro tahun 1996. Dia mengetahui soal penginapan murah itu dari kakek dan ayahnya yang terlebih dahulu tinggal di Pondok Boro.

“Itu yang sedang tidur penghuni tertua dari 1970. Dulu pas saya baru masuk biayanya cuman Rp200. Terus naik Rp500, Rp1.000, Rp1.500 kemudian naik lagi jadi Rp4.000 itu sudah dua tahun terakhir,” tukasnya.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif