regional
Langganan

Ternyata Pinguin Jackass Hewan "Anti-Poligami" - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 19 Juni 2014 - 10:40 WIB

ESPOS.ID - Kandang penguin yang sudah mulai dibuka dari penutup yang terbuat dari kain digital printing. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianregional.com, JOGJA-Pinguin jackass yang berada di Gembira Loka Zoo (GL Zoo) sejak 6 Mei 2014 silam, telah mendapatkan pasangan. Hewan asal Afrika ini memiliki kelebihan mudah menghafal aroma tubuh serta setia pada pasangan.

"Sejak awal Juni, mereka sudah mulai berpasang-pasangan. Untuk kesiapan perkawinan, tergantung usia mereka, biasanya yang siap melakukan perkawinan ketika berusia 4 tahun. Mereka kan ada yang 1 tahun, 6 tahun, 8 tahun," papar Josep Kurniawan, manajer marketing-pengembangan GL Zoo, Rabu (18/6/2014).

Advertisement

Ia menerangkan, selain sebagai hewan yang mudah menghafal aroma tubuh, penguin juga merupakan hewan yang setia dan tidak suka poligami.

"Untuk lambang kesetiaan, yang paling pas ya hewan penguin itu," imbuh Josep.

Sebagai koleksi yang memiliki aturan khusus dalam perawatan, pantauan atas pinguin jackas tersebut memiliki intensitas yang lebih rutin dibanding koleksi lainnya. Karena, selain pengaturan suhu yang harus tepat pada 180C-230C, filter harus segera diganti ketika mulai keruh, dan pengecekan Ph air juga dibutuhkan untuk tetap stabil.

Advertisement

Hal menggembirakan lainnya adalah, secara umum, adaptasi enam ekor pinguin tersebut terhitung cepat. Sejak gerbang air dibuka pada 19 Mei 2014 lalu, mereka juga terlihat sudah mulai berjemur, di bawah udara asli Jogja. Hanya saja memang, pakan alternatif bagi mereka belum kunjung ditemukan.

"Masih impor, sejauh penelitian di pantai Sadeng dan di daerah Pacitan, belum ditemukan ikan dicari. Kita juga tidak bisa memaksakan, nanti malah kondisi keberlangsungan hidupnya bermasalah kalau dipaksakan harus ganti ikan lokal," ungkap Josep lagi.

Pihaknya memperkirakan GL Zoo mampu mengatasi masalah pendanaan ketika memang ikan pakan pinguin tersebut masih terus diimpor, sebanyak tujuh kilogram per harinya. Ikan lokal yang diharapkan bisa menjadi alternatif pengganti ikan chapelin, smelt adalah ikan lemuru. Karena ikan tersebut memenuhi persyaratan tak memiliki sirip perut maupun sirip perut.

Advertisement
Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif