by Tim Redaksi Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 3 November 2014 - 14:20 WIB
Harianregional.com, SLEMAN-Harus diakui jika tawuran mahasiswa di Jogja pada Minggu (2/11/2014), bukanlah kali pertama terjadi. Situasi ini mengakibatkan keprihatinan banyak pihak, termasuk Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Guna meredam konflik tersebut terulang, pada 2013, Sultan menguraikan sejumlah kebijakan.
Batasi pendirian asrama Pendirian asrama mahasiswa dari luar daerah akan dibatasi. Izin dipersulit karena semakin banyak asrama justru jadi perkumpulan etnis yang rawan memicu konflik.
Sesama etnis Selama ini kecenderungan mahasiswa luar daerah yang tinggal di asrama hanya bergaul dengan teman seasrama atau sesama etnis. Yang tinggal di asrama kurang bisa bersosialisasi dengan warga lain sehingga sering memicu konflik dengan etnis lain.
Tinggal dengan warga Akan lebih baik bila mahasiswa luar daerah tinggal di indekos yang ada di masyarakat sehingga bisa berbaur dengan warga lokal dan etnis lain.
Sejumlah konflik Sejumlah konflik seperti di Babarsari, Depok, Sleman antara lain dipicu solidaritas etnis. Karena itu, akan lebih baik jika mahasiswa luar daerah tidak di asrama dan berbaur dengan warga lainnya.