by Newswire - Espos.id Jogja - Kamis, 8 April 2021 - 10:57 WIB
Esposin, GUNUNGKIDUL -- Sebanyak 20 sistem peringatan dini (early warning system/EWS) di Gunungkidul DIY di lokasi rawan longsor rusak. Minimnya pemeliharaan karena ketiadaan anggaran menjadi faktor penyebab.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan total ada 30 unit EWS yang dipasang di lokasi-lokasi potensi longsor dan 7+1 EWS tsunami.
"Dari 30 EWS longsor yang dipasang, sekarang tinggal 10 yang masih berfungi dan aktif. Kemudian dari tujuh EWS tsunami, hanya satu EWS tsunami yang masih aktif," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan dan pengawasan sudah diserahkan ke pemerintah desa. Namun desa tidak melakukan perbaikan dan pemeliharaan karena keterbatasan anggaran atau APBDes belum mengalokasikan untuk kebencanaan.
Baca Juga: Tawarkan Layanan Plus-Plus, 9 Kapster Diciduk Satpol PP Bantul
Ia mengatakan pengelolaan dan pengawasan sudah diserahkan ke pemerintah desa. Namun desa tidak melakukan perbaikan dan pemeliharaan karena keterbatasan anggaran atau APBDes belum mengalokasikan untuk kebencanaan.
Baca Juga: Tawarkan Layanan Plus-Plus, 9 Kapster Diciduk Satpol PP Bantul
Selanjutnya, EWS tsunami masih menjadi kewenangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)."BPBD Gunungkidul tidak menganggarkan pemeliharaan dan perbaikan EWS karena sudah diserahkan ke desa," katanya.
Sebagai alternatif, BPBD Gunungkidul memilih meningkatkan kapasitas mitigasi bencana baik di masyarakat ataupun infrastruktur pendukung. Khususnya di kawasan pantai.
Baca Juga: Dampak Siklon Tropis Seroja, Warga Kulonprogo Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Menurut dia, pengeras suara sangat berguna untuk memberikan peringatan dini bagi warga. Sedangkan jaringan internet akan mempermudah warga mendapatkan info terkini mengenai potensi kebencanaan. "Kami bekerja sama dengan Dinas Pariwisata hingga SAR untuk penguatan tersebut," demikian Edy Basuki.