by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 24 Juli 2013 - 19:34 WIB
Harianregional.com, BANTUL-Bambang Siswoyo, orangtua Anindya Ayu Puspita, 16, siswi baru SMKN I Pandak, Bantul yang meninggal pada latihan baris-berbaris di sekolahnya, meyakini penyebab kematian putrinya bukan penyakit bawaan.
Bambang mengatakan putrinya meninggal gara-gara menjalani hukuman squat jump yang diperintahkan kakak kelasnya sebelum memulai latihan baris berbaris. Ia juga kecewa dengan adanya kabar yang disampaikan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Bantul bahwa kemungkinan tewasnya Anindya karena punya riwayat penyakit yang sama dengan saudara kembaranya yang telah lebih dahulu meninggal dunia.
“Anindya itu nggak punya riwayat penyakit apa-apa. Kemungkinan ia meninggal karena serangan jantung setelah dihukum itu. Yang sakit itu dulu saudara kembarnya karena ada gangguan pada otak,” katanya, Rabu (24/7/2013).
Memang lanjutnya, di dompet milik Anindya ditemukan kartu berobat. Namun itu hanya kartu periksa berobat rutin pada dokter keluarga dan hal biasa bila setiap orang memiliki kartu tersebut.
“Katanya, Polsek menemukan kartu berobat. Itu kartu berobat biasa. Memang Anindya minta rujukan mengobati noda bekas kena cangkerang [semacam cacar]. Itukan sakit biasa dan semua orang pasti pernah mengalami,” imbuhnya.
Bambang mempersilahkan berbagai pihak seperti polisi, DPRD hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meyelidiki kasus tersebut hingga terang fakta sebenarnya.
Meski dari pihak keluarga sudah ikhlas atau merelakan kepergian Anindya. Pagi ini pihak Kemendikbud juga telah mengirimkan perwakilan ke SMKN I Pandak.