regional
Langganan

Salut! Puluhan Keluarga di Sleman Mengundurkan Diri dari Penerima Bansos PKH - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by David Kurniawan  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:15 WIB

ESPOS.ID - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat menyaksikan penandantanganan program graduasi PKH di Aula Kapanewon Tempel, Kamis (15/8/2024). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Esposin, SLEMAN – Puluhan keluarga di Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, mengundurkan diri sebagai penerima bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH). Puluhan keluarga tersebut merasa sudah tidak pantas lagi menerima bantuan sosial karena taraf hidupnya sudah semakin layak.

Pengunduran diri puluhan keluarga tersebut dari penerima PKH itu dibuktikan dengan diserahkannya sertifikat graduasi PKH kepada yang bersangkutan, Kamis (15/8/2024).

Advertisement

Koordinator Pendamping PKH di Kapanewon Tempel, Nora Okti Susanti, mengatakan secara total di Kapanewon Tempel ada 2.742 keluarga penerima PKH. Adapun rinciannya, di Kalurahan Banyurejo 449 keluarga, Lumbungrejo sebanyak 316 keluarga.

Selain itu, di Kalurahan Margrejo terdapat 387 keluarga, Mardikorejo 345 keluarga, Mororejo sebanyak 341 keluarga, Pondokrejo 343 keluarga, Sumberjeo 251 penerima dan Tambarejo sebanya 290 penerima.

Advertisement

Selain itu, di Kalurahan Margrejo terdapat 387 keluarga, Mardikorejo 345 keluarga, Mororejo sebanyak 341 keluarga, Pondokrejo 343 keluarga, Sumberjeo 251 penerima dan Tambarejo sebanya 290 penerima.

Berdasarkan program pendampingan yang dilakukan, Okti mengakui saat ini ada 59 keluarga yang mengikuti program graduasi PKH.

Adapun program ini menyatakan bahwa keluarga bersangkutan tidak lagi menerima program PKH sehingga kuota bisa diberikan ke keluarga lain yang lebih membutuhkan.

Advertisement

Selain itu, di Kalurahan Mardikorejo dan Mororejo masing-masing ada enam penerima, Pondokrejo sepuluh penerima, Sumberejo 16 penerima dan Tambakrejo empat keluarga penerima manfaat.

“Totalnya ada 59 penerima PKH yang mengundurkan diri,” katanya.

Okti menambahkan, tidak ada paksaan terhadap penerima PKH yang mengikuti program graduasi. Pasalnya, para keluarga ini dianggap sudah memiliki usaha dan kehidupan yang lebih baik.

Advertisement

“Sudah punya usaha ada yang warung, makanan hingga jadi tukang jahit. Penghasilannya juga banyak karena sudah beromzet jutaan rupiah tiap bulan,” katanya.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengaku bangga atas keberhasilan para pendamping PKH di Kapanewon Tempel yang berhasil melakukan pendampingan dan pelatihan kepada keluarga penerima manfaat menjadi sejahtera dan mandiri.

Kustini berharap yang telah menerima sertifikat graduasi bisa menjadi panutan dan menggerakkan warga di lingkungannya agar termotivasi untuk terus produktif sehingga dapat hidup sejahtera.

Advertisement

“Semoga graduasi ini dapat meminimalkan kesenjangan sosial serta memastikan penerima bantuan sosial PKH tepat sasaran,” katanya.

Meski demikian, Kustini berpesan kepada pemerintah kalurahan atau kapanewon agar terus memperhatikan dan memberdayakan warga. Hal ini dilakukan agar warga yang telah lulus dari program PKH tidak kembali jatuh miskin.

“Misalnya adanya jualan kuliner dan lainnya bisa diberdayakan untuk kegiatan di kapanewon atau kapanewon. Tentunya, kami juga siap mendukung untuk pengembangan agar bisa terus naik kelas,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianregional.com dengan judul 59 Keluarga di Sleman Mundur dari Penerima Bansos PKH
Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif