regional
Langganan

Replika Sapi, Capung hingga Nyamuk Tampil di Pawai Jolenan Kemetul Semarang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hawin Alaina  - Espos.id Jateng  -  Sabtu, 13 Juli 2024 - 15:14 WIB

ESPOS.ID - Replika sapi dan petani dalam acara Pawai Jolenan di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (13/7/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Esposin, UNGARAN – Ribuan warga Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) memadati Kantor Balai Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Sabtu (13/7/2024).

Mereka datang untuk menyaksikan pawai Jolenan yang merupakan agenda rutin tahunan desa tersebut.

Advertisement

Sebanyak 19 kreasi dan hasil bumi dipamerkan dalam acara tersebut. Masing-masing Kelompok RT menampilkan kesenian dan kreasi.

Di antaranya ada replika sapi, capung, nyamuk, dan burung Garuda. Selain itu juga ada gunungan hasil bumi yang diarak keliling desa dan menjadi rebutan warga.

Advertisement

Di antaranya ada replika sapi, capung, nyamuk, dan burung Garuda. Selain itu juga ada gunungan hasil bumi yang diarak keliling desa dan menjadi rebutan warga.

Warga saat berebut gunungan hasil bumi dalam acara Pawai Jolenan di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (13/7/2024). (Esposin/Hawin Alaina)

Kepala Desa Kemetul, Agus Sudibyo menjelaskan, acara Jolenan yang merupakan singkatan Ojo Kelalen (Jangan dilupakan).

Advertisement

“Rangkaian acara digelar sejak Jumat (12/7/2024) dengan doa bersama. Kemudian dilanjutkan dengan pawai Jolenan ini dan malam nanti juga ada wayang kulit,” kata Agus, Sabtu (13/7/2024).

Agus menyebut, pawai Jolenan biasanya digelar setelah panen kretek, atau panen yang dilakukan saat musim kemarau. Tahun ini pawai diikuti oleh 19 RT di Desa Kemetul.

“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar dan sangat meriah. Banyak warga yang memang menantikan acara ini,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu, salah seorang warga Rika mengaku sengaja datang dalam acara ini sejak pagi. Tujuannya agar bisa mendapatkan gunungan hasil bumi yang diarak.

“Tadi datang sejak pagi. Tadi berebut akhirnya bisa dapat kubis, tomat, cabai, dan sayur-sayuran,” kata Rika.

Diakuinya, sayuran dari gunung itu dipercaya membawa tuah karena telah didoakan sebelum acara pawai Jolenan. Dia berharap acara seperti terus bisa dilanjutkan. Sebab sebagai bentuk pelestarian budaya.

Advertisement

“Selain itu, juga menjadi wadah kekompakan antar warga dan juga kreativitas warga. Karena kemarin buat bareng-bareng gunungan dan replika kreasi,” tandasnya.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif