by Dela Annisa - Espos.id Jateng - Rabu, 21 Juni 2023 - 00:05 WIB
Esposin, SEMARANG - Jawa Tengah (Jateng) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan bencana alam seperti banjir, longsor, hingga erupsi gunung berapi. Berikut lima daerah di Jawa Tengah (Jateng) yang paling sering dilanda bencana alam sepanjang tahun 2022.
Bencana dapat didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana, seperti faktor alam dan faktor nonalam maupun faktor manusia.
Bencana ini juga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu faktor yang menyebabkan sering terjadinya bencana adalah alam, atau juga disebut sebagai bencana alam.
Dilansir dari bpbd.bogorkab.go.id, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.945 kali bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 2022. Sampai tanggal 2 Juli 2022 tercatat jumlah kejadian bencana sebanyak 1.945 kejadian.
Beberapa bencana alam yang mendominasi adalah cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Bencana banjir terjadi sebanyak 756 kali, tanah longsor 377 kali, cuaca ekstrem 694 kali. Sementara itu gempa bumi terjadi sebanyak 12 kali, kebakaran hutan dan lahan 94 kali dan gelombang pasang dan abrasi 11 kali. Dari dampak bencana alam tersebut menimbulkan korban meninggal dunia 104 jiwa, hilang 15 jiwa, 692 luka-luka dan terdampak dan mengungsi 2.433.952 jiwa.
Terdapat tujuh provinsi yang paling sering terjadi bencana alam hidrometeorologi basah, salah satunya adalah Jawa Tengah (Jateng). Berikut lima daerah di Jawa Tengah (Jateng) yang kerap terjadi bencana sepanjang tahun 2022 dilansir dari Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2023 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng :
Salah satu kejadian bencana alam yang disorot tahun 2022 adalah banjir di akhir tahun 2022. Banjir akhir tahun 2022 terjadi akibat hujan lebat dengan intensitas yang tinggi dalam sepekan. Dikutip dari beberapa sumber, menurut Koordinator Lapangan Tanggap Darurat Bencana (TDB) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang, Roy Syaifudin, mengatakan banjir tersebut akibat dari intensitas hujan yang tinggi sejak tanggal 30 Desember sore hari hingga menjelang Tahun Baru.
Fenomena tersebut terbukti telah terjadi di wilayah selatan Kabupaten Brebes akhir-akhir ini. Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan bencana longsor dan tanah bergerak, di desa Cinanas, Kecamatan Bantarkawung, termasuk wilayah sekitar yang merupakan dataran tinggi pegunungan dan perbukitan.
Dilansir dari pusatkrisis.kemkes.go.id, hujan dengan intenistas tinggi menyebabkan Sungai Lusi meluap sehingga mengakibakan banjir merendam pemukiman warga di beberapa titik di Kecamatan Grobogan, Tawangharjo dan Kecamatan Purwodadi, pada Desember tahun lalu. Ketinggian air diperkirakan mencapai 20-80 cm.