by Imam Yuda Saputra - Espos.id Regional - Kamis, 7 Mei 2020 - 21:45 WIB
Esposin, SEMARANG – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tegal, Jawa Tengah (Jateng) ternyata berjalan efektif untuk menekan persebaran virus corona atau Covid-19.
Berkat penerapan PSBB itu Kota Tegal saat ini bahkan terbebas dari kasus positif virus corona atau Covid-19. Dalam data yang tercantum pada laman Internet Pemkot Tegal, kasus positif Covid-19 memang masih tertulis 1 pasien.
Meski demikian, informasi yang diperoleh Semarangpos.com, satu pasien positif Covid-19 itu bukan warga asli Kota Tegal, melainkan perempuan berusia 73 tahun dari Kabupaten Tegal.
Ada 18 WNI ABK Korban Perbudakan di Kapal China, 4 Meninggal
Ada 18 WNI ABK Korban Perbudakan di Kapal China, 4 Meninggal
“Dari satu orang yang positif Covid-19, saat ini sudah sembuh sehingga Kota Tegal saat ini nol kasus positif. Untuk kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP), grafiknya juga terus melandai,” tutur Wakil Wali Kota Tegal, Jumadi, saat berbincang dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di Tegal, Jumat (7/5/2020).
PSBB, lanjut Jumadi telah membuat masyarakat Kota Tegal menjadi disiplin. Meski awal penerapan banyak protes dan pelanggaran, namun saat ini masyarakat sudah patuh dan melaksanakan dengan baik aturan yang berlaku.
Musisi Wonogiri Bikin Lagu untuk Kenang Didi Kempot
Meski banyak memberikan perubahan, Jumadi mengakui penerapan PSBB di Kota Tegal mengalami banyak kendala. Salah satunya adalah gelombang pemudik dari zona merah Covid-19 yang masih terus berdatangan.
"Selain itu, aktivitas keagamaan di tempat ibadah di beberapa titik masih berjalan. Kami akan terus berupaya agar penerapan PSBB ini bisa optimal," tutupnya.
"Hari ini Kota Tegal yang positif Covid-19 nol, jadi sebenarnya Kota Tegal bisa disebut kembali hijau. Memang awalnya banyak orang protes dan marah-marah, tapi sekarang kita mendapat hasil yang bagus," ucapnya.
Masih Ada Masjid Buka Seperti Biasa, Dewan Masjid Solo Ajak Warga Ibadah di Rumah
Ganjar juga meminta Pemkot Tegal untuk membentuk tim khusus yang bertugas mencari klaster persebaran Covid-19, terutama dari acara ijtima di Gowa. "Saya minta dibuat tim khusus untuk mencari mereka-mereka yang kemarin mengikuti Ijtima Ulama Dunia Gowa. Cari mereka ada di mana saja, karena sampai saat ini masih banyak yang belum melapor," katanya.
Ganjar khawatir akan terjadi outbreaks baru dari Klaster Ijtima Ulama Gowa. Kekhawatiran itu muncul menyusul ditemukannya 16 pasien positif Covid-19 di Brebes yang berasal dari klaster tersebut.