regional
Langganan

Protes Pedagang Teras Malioboro 2 Berujung Ribut, Minta Dikembalikan ke Trotoar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Alfi Annisa Karin  - Espos.id Jogja  -  Minggu, 14 Juli 2024 - 01:17 WIB

ESPOS.ID - Pedagang Teras Malioboro 2 menjajakan dagangan di pagar, imbas dari larangan berjualan di selasar, Sabtu (13/7) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Esposin, JOGJA -- Terjadi keributan di kawasan Teras Malioboro 2, Sabtu malam (13/7/2024). Keributan ini merupakan bentuk protes dan penolakan pedagang atas rencana dilakukannya relokasi jilid 2.

Ini bukan kali pertama kali keributan terjadi di Teras Malibooro 2. Sehari sebelumnya, Jumat (12/7/2024), pedagang nekat membawa dagangannya dan menggelar lapak di trotoar Jalan Malioboro. Padahal, pedagang tak lagi diizinkan untuk berdagang di trotoar Malioboro.

Advertisement

Salah satu pedagang Teras Malioboro 2, Wiji, mengaku saat itu dia dan pedagang lainnya terpaksa harus kembali menggelar lapak di trotoar Malioboro. Sebab, dia merasakan penurunan penjualan yang sangat drastis sejak pindah ke TM 2. Hari ini, Wiji bersama pedagang lainnya berencana kembali turun ke trotoar Malioboro.

Namun, pintu Teras Malioboro 2 ditutup di sisi barat, sehingga pedagang tak bisa keluar ke arah Malioboro. Pedagang lalu menjajakan dagangan di pagar Teras Malioboro 2.

Advertisement

Namun, pintu Teras Malioboro 2 ditutup di sisi barat, sehingga pedagang tak bisa keluar ke arah Malioboro. Pedagang lalu menjajakan dagangan di pagar Teras Malioboro 2.

"Di dalam enggak laku. Kami protes sama DPR tapi tidak ada tanggapan. Kami protes," keluhnya, Sabtu (13/7/2024).

Wiji mengaku, penurunan omzet terjadi sangat drastis. Pada momen peak season seperti saat ini, normalnya dia bisa mengantongi omzet Rp5 juta hingga Rp10 juta. Namun, selama dua tahun sejak pindah ke Teras Malioboro dia menyebut mencari pemasukan Rp100.000 saja terasa sulit.

Advertisement

Wiji menuturkan pedagang tak dilibatkan dalam proses relokasi jilid dua. Bahkan, dari informasi yang beredar, tempat berjualan di lokasi baru nantinya pun dinilainya tak layak.

Sebab, satu lapak hanya diberi ruang 60x60 cm. Relokasi Teras Malioboro membuat pedagang terpukul. Wiji menuturkan, anaknya terpaksa harus berhenti di bangku kuliah lantaran terbentur keterbatasan biaya.

Tagih Janji

Bahkan, pedagang lain harus menjual aset hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Wiji mengatakan, dia bersama pedagang lainnya akan terus mendesak untuk menggelar lapak di trotoar Malioboro. Dia menagih janji pemerintah yang dia terima saat dilakukannya relokasi ke Teras Malioboro 2.

"Dulu sebelum direlokasi dari depan toko itu kan katanya kalau enggak sejahtera kembali ke trotoar Malioboro. Makanya kita menagih janji," ucapnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja Ekwanto ada di lokasi keributan di Teras Malioboro 2. Dia mengatakan penutupan pintu Teras Malioboro 2 merupakan bagian dari penegakan aturan. Ini sebagai langkah antisipasi pedagang agar tak lagi menggelar lapaknya di trotoar Malioboro. Sebab, pedagang sejatinya tak boleh lagi berjualan di trotoar.

"Karena Anda tadi dan teman-teman mau jualan di luar. Itu yang saya lakukan tadi [penutupan pintu]," ujar Ekwanto kepada para pedagang, Sabtu malam.

Pedagang juga sempat bertanya soal ketidakhadiran Ekwanto saat audiensi pedagang dengan DPRD Kota Jogja beberapa waktu lalu. Ekwanto menyebut saat itu dia tengah cuti. "Saya waktu itu cuti, bisa dicek," tuturnya.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif