by Imam Yuda Saputra Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Minggu, 11 Desember 2016 - 21:50 WIB
Semarangpos.com, SEMARANG - Penjualan produk unggulan Jawa Tengah (Jateng), yakni batik dan kerajinan lainnya sepanjang Januari-Desember 2016 belum menunjukkan pertumbuhan memuaskan.
Penjualan batik dan kerajinan Pekalongan itu cenderung stagnan karena fakot ekonomi global.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft (Asephi) Kota Pekalongan, Arief Wicaksono, mengatakan selama ini perkembangan pemasaran produk batik maupun kerajinan cenderung stagnan.
"Meski tidak secara keseluruhan, pemasaran batik maupun kerajinan belum signifikan karena pengaruh kondisi ekonomi global yang kurang baik," kata Arief seperti dilansir laman berita Antara, Sabtu (10/12/2016).
Arief menyebutkan pelaku usaha yang tergabung pada Asephi memang masih menerima pesanan batik. Meski demikian, jumlahnya tidak begitu banyak jika dibandingkan pemesanan kerajinan batik pada tahun sebelumnya.
"Oleh karena, untuk meningkatkan penjualan produk batik maupun kerajinan kami mengajak pelaku usaha selalu berkreasi dan berinovasi agar produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran mancanegara," katanya.
Adapun untuk meningkatkan penjualan di pasaran lokal, lanjut Arief, Asephi akan mengusulkan pada pemerintah daerah agar masyarakat maupun aparatur sipil negara (ASN) memakai pakaian batik setiap hari Jumat.
Ia mengatakan selama ini masih banyak masyarakat yang belum menggunakan batik asli pada beberapa kesempatan kegiatan, seperti hajat pernikahan maupun pertemuan lainnya.
"Oleh karena, kami berharap pada pemerintah kota agar usulan pemakaian pakaian batik setiap hari Jumat dapat diwujudkan. Kami sudah sampaikan usulan itu pada Wali Kota Pekalongan terkait dengan pemakaian pakaian batik," kata dia.