regional
Langganan

Petani Kota Magelang Catat Rekor Tertinggi Panen Padi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Regional  -  Minggu, 24 November 2019 - 16:50 WIB

ESPOS.ID - Panen simbolis padi ubinan di Kelurahan Magelang, Kota Magelang, Jawa Tengah. (Antara-Humas Pemkot Magelang)

Semarangpos.com, MAGELANG — Petani padi sawah ubinan Kota Magelang menghasillkan panen padi yang mencapai 12,64 ton/hektare. Panen dalam rangkaian program Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) 2019 itu mencatatkan rekor tertinggi panen padi di wilayah setempat.

Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) 2019 diselenggarakan Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) setempat. Kepala Disperpa Kota Magelang Eri Widyo Saptoko di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (22/11/2019), mengatakan hasil panen tersebut sebagai rekor padi tertinggi yang dicapai petani setempat selama ini.

Advertisement

Sekitar 3-4 tahun lalu, kata dia, panenan di lahan Kelurahan Tidar mencapai 10,8 ton per hektare. Ia menyebut rata-rata produksi padi petani pada musim yang sama, sekitar 7,5 ton-8 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

"Tahun ini ada peningkatan signifikan," ujarnya.

Advertisement

"Tahun ini ada peningkatan signifikan," ujarnya.

Tahun ini, papar dia dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang, padi ditanam di lahan seluas 1.200 m2.  Ia mengatakan Kota Magelang dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan seluas 18,117 km2 merupakan wilayah terkecil di Provinsi Jateng, namun masih memiliki kontribusi dalam penyediaan pangan, khususnya beras.

Diakuinya, produksi beras Magelang tidak cukup signifikan terhadap peningkatan produksi nasional. Kendati demikian, sambungnya, sektor pertanian masih berkontribusi positif terhadap perekonomian di Kota Magelang.

Advertisement

Ia meminta petani mempertahankan capaian hasil panen padi tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip SLPHT dalam budi daya tanaman sehat. Sejumlah keuntungan akan diperoleh petani, antara lain peningkatan kuantitas dan kualitas hasil panen padi, perbaikan daya dukung lingkungan sawah sekaligus pelestarian keseimbangan ekosistem, dan rantai makanan di persawahan.

"Saya harapkan yang baik diteruskan, jangan pernah berhenti untuk mencoba inovasi baru dan rekomendasi penyuluh pertanian dan POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman)," katanya.

Secara simbolis, petani setempat belum lama ini melakukan panen padi sekaligus menutup rangkaian SLPHT 2019 di Kelurahan Magelang. Seorang pengurus Kelompok Tani Subur Makmur Kampung Tulung, Kelurahan Magelang, Sumadi, berterima kasih karena kelompoknya berkesempatan mengikuti program SLPHT tahun ini, termasuk dengan panenan yang baik.

Advertisement

Kegiatan itu, katanya, bermanfaat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani untuk mengelola hama dan penyakit secara ramah lingkungan, serta meminimalkan penggunaan pestisida kimia yang disinyalir memicu sejumlah penyakit kanker.

"Alhamdulillah dari giat SLPHT ini kami sudah bisa membuat pestisida nabati, agensia hayati dan bakteri merah, serta mengembangkan tanaman refugia [bunga matahari, bunga kertas, dan kenikir] di pematang sawah," ujarnya.

Seorang petani setempat, Slamet Haryanto, mengatakan hasil padi tembus 12,64 ton GKP/ha. "Tak lain karena pembibitan, olah tanah, hingga panen dilaksanakan sesuai SOP [standar operasional prosedur]. Hal yang tak kalah pentingnya adalah strategi pemilihan varietas," katanya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif