by Arief Junianto Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 14 Desember 2015 - 20:20 WIB
Harianregional.com, BANTUL- Dokter Fungsional Puskesmas Kasihan I mengaku, pelemparan bom molotov di Puskesmas Kasihan 1 Bantul menambah kecemasan para petugas puskesmas. Terlebih, kebanyakan petugasnya terdiri dari wanita. (Baca juga : PENYERANGAN PUSKESMAS : Puskesmas Kasihan Bantul Dilempar Bom Molotov)
Oleh karena itulah, pihaknya berencana untuk mengajukan permohonan bantuan pengamanan khusus di wilayah Puskesmas Kasihan I dari pihak kepolisian. Pasalnya, dengan kondisi seperti ini, ia khawatir pelayanan puskesmas terhadap masyarakat akan terganggu.
Sebagai catatan, akhir November silam beberapa warga Dusun Ngentak Desa Bangunjiwo mendatangi Puskesmas Kasihan I. Dalam aksinya itu, mereka marah lantaran menganggap pihak puskesmas tidak berpihak kepada kebutuhan masyarakat setempat.
Mereka menganggap, puskesmas mempersulit pelayanan darurat dan peminjaman mobil ambulans saat ada salah satu warga yang tengah kritis lantaran penyakit kanker yang dideritanya.
Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Puskesmas Kasihan I Aceng Mutholib berusaha untuk tidak mengaitkannya dengan peristiwa protes warga beberapa pekan lalu. Meski tak menampik masih adanya pelayanan puskesmas yang perlu ia tingkatkan, namun bukan berarti ketidakpuasan itu diwujudkan dalam bentuk sikap yang anarkistis.
“Semua kan bisa dirembug baik-baik. Memang saya tidak bermaksud mengaitkannya, tapi saat warga mendatangi puskesmas dulu, mereka sempat mengancam akan membakar ambulan kami,” keluhnya.