by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 6 Juni 2016 - 14:53 WIB
Harianregional.com, BANTUL- Direktur Utama PT Madubaru (pabrik gula Madukismo) Rahmad Edi Cahyana mengakui, setiap hari perusahaan ini membuang 200.000 meter kubik limbah ke sungai.
Namun ia mengklaim limbah tersebut tidak beracun dan menjadi penyebab matinya ribuan ikan beberapa waktu lalu. Selama ini kata dia, limbah organik itu sangat dibutuhkan petani sebagai pupuk tanaman.
Ia menuding, berbagai limbah yang dibuang ke Sungai Bedog termasuk limbah rumah tangga juga dapat berpengaruh pada matinya ribuan ikan.
"Anehnya kami sedang enggak produksi saat ikan itu mati, kenapa selalu pihak kami yang disalahkan," klaim Rahmat Edi Cahyana, Minggu (5/6/2016).
Menurut Rahmat Edi Cahyana, perusahaan kini telah berinvestasi senilai Rp4 miliar untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengatasi persoalan limbah Madukismo.
"Hanya kan bertahap. Kami masih siapkan lahan seluas 6.000 hektare untuk menampung pupuk dari limbah cair yang dihasilkan oleh IPAL itu," jelasnya lagi.
Ia menargetkan, ke depan tidak ada lagi limbah yang dibuang ke Sungai Bedog, namun dialihkan seluruhnya sebagai pupuk ke lahan yang telah disediakan.
Namun ia khawatir, perusahaan juga akan mendapat protes dari petani apabila limbah tidak dialirkan lagi ke sungai dan aliran irigasi, lantaran petani membutuhkan limbah sebagai pupuk.