by Newswire - Espos.id Jateng - Kamis, 1 Februari 2024 - 22:07 WIB
Esposin, SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengeklaim luas wilayah yang terdampak banjir dan rob terus berkurang secara signifikan. Hal itu dikarenakan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak banjir dan rob.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyebut luas wilayah terdampak banjir dan rob pada 2022 mencapai 3,48 persen. Sedangkan pada tahun 2023 turun menjadi 3,43 persen.
Sedangkan khusus luas wilayah yang terdampak rob di Semarang, kata Ita, sapaan karib Wali Kota Semarang, tinggal menyisakan 406,27 hektare atau sekitar 1,09 persen.
Menurut dia, berbagai upaya terus dilakukan Pemkot Semarang untuk mengentaskan wilayahnya dari persoalan banjir dan rob, termasuk menjadikan dua persoalan itu sebagai prioritas untuk diselesaikan. Setidaknya ada tiga kecamatan yang menjadi perhatian penanganan, yakni Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara.
Menurut dia, berbagai upaya terus dilakukan Pemkot Semarang untuk mengentaskan wilayahnya dari persoalan banjir dan rob, termasuk menjadikan dua persoalan itu sebagai prioritas untuk diselesaikan. Setidaknya ada tiga kecamatan yang menjadi perhatian penanganan, yakni Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara.
Ia menjelaskan salah satu upaya Pemkot Semarang untuk mengentaskan tiga wilayah tersebut dari banjir yakni pemasangan sheet pile untuk tanggul laut di wilayah Tambaklorok, Semarang Utara, yang saat ini pembangunannya sedang dilakukan.
"Fokus kami di pesisir. Masih ada tiga persen kawasan banjir. Kecamatan Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara menjadi daerah yang paling terdampak," katanya.
Selain itu, kata dia, proyek pengendalian banjir di wilayah Muktiharjo, Pedurungan juga akan dilaksanakan BBWS Pemali-Juana melalui bantuan dari Bank Dunia.
Ita menyampaikan bahwa program penanganan banjir dan rob tersebut akan didukung dengan peningkatan kapasitas di sejumlah rumah pompa, seperti Pompa Progo, Tambakrejo, Tanah Mas, dan Tawang Mas.
Upaya tersebut, kata dia, akan dibarengi dengan pembangunan dan peningkatan saluran drainase di berbagai wilayah, seperti peningkatan kapasitas saluran Tlogosari, Dempel, Simpang Syuhada-bugen, Jalan Gajah-Aspol Kabluk, dan Pompa Progo.
Sebagai upaya penanganan banjir pada Sistem Semarang Timur, kata dia, akan dibangun pula sodetan ke Sungai Babon.
Sedangkan penanganan banjir pada Sistem Semarang Tengah, kata dia, akan dilakukan melalui peningkatan saluran drainase sepanjang Sungai Semarang, saluran Jalan Tanjung, saluran MT Haryono-Petudungan, saluran Ki Mangunsarkoro, Pompa Tawang Mas, Pompa Kolonel Sugiyono, dan Pompa Tanah Mas.
Tak hanya hilir, Ita menambahkan bahwa penanganan kapasitas saluran untuk penanganan banjir juga akan dikerjakan di daerah hulu, seperti Jalan Alam Asri, Jalan Semarang-Boja (Jatisari) dan Jalan Duku 1 (anak Sungai Blorong).
Serta, akan dilakukan penyelesaian normalisasi pada Sungai Plumbon, hulu Sungai Tenggang, Sungai Babon, Sungai Mangkang, dan Sungai Tugurejo.
Dengan serangkaian program dan proyek yang dikerjakan, Pemkot Semarang berharap dapat mengurangi dampak banjir secara signifikan di wilayah yang masih terdampak.
"Upaya ini mencakup penanganan hilir hingga hulu, melibatkan berbagai pihak dan berbagai proyek untuk menjaga keberlanjutan Kota Semarang dari ancaman banjir," cakapnya.