regional
Langganan

PELATIHAN INTERNET WARGA: Sudah Diketik "Dotkom" Kok Tidak Jalan? - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Apriliana Susanti Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Jumat, 27 Juli 2012 - 10:19 WIB

ESPOS.ID - Para peserta pelatihan internet di halaman pendapa Sewoko Projo, Wonosari, Kamis, (26/7). (JIBI/Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Lha niki sampun kulo tulis 'dot' kok tetep mboten saget, pripun niki? [Sudah saya tulis 'dot' kok tetap tidak bisa jalan, bagaimana ini?],” tanya seorang ibu yang kebingungan mengetikkan pencarian alamat situs di Google di layar laptopnya.

Advertisement

Dengan sabar, seorang pelatih membimbing ibu tersebut sambil menjelaskan cara mencari situs di internet melalui Google. “Titik (.) itu dibaca 'dot' Bu, jadi tidak perlu diketik dot. Cukup ketik tanda titik (.) com,” katanya.

Begitulah suasana saat 20 warga dari 18 kecamatan se-Gunungkidul mengikuti pelatihan internet di bawah rimbunnya pepohonan di halaman pendopo Sewoko Projo, Wonosari, Kamis (26/7).

Ada dari mereka yang sudah mengerti internet, ada juga beberapa yang masih kebingungan, dan bahkan tidak sedikit   yang baru pertama kali memegang laptop dan mengakses internet. Meski demikian, mereka tampak antusias mengikuti pelatihan internet.

Advertisement

“Senang banget karena tadinya saya belum bisa sekarang jadi bisa internet. Sebenarnya di rumah saya punya modem dan laptop, tapi saya tidak tahu caranya,” aku Panikem, salah satu peserta asal Mulo, Wonosari. Matanya tak beralih dari layar laptop.

Pelatihan tersebut dilakukan untuk meningkatkan angka akses internet masyarakat di Gunungkidul. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengakses internet mempengaruhi rendahnya indeks kesejahteraan rakyat yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Ada tiga dimensi penilaian indeks kesejahteraan rakyat, yakni kesejahteraan ekonomi, sosial, dan demokrasi. Kemampuan warga untuk mengakses internet menjadi poin pertama dalam dimensi demokrasi.

Advertisement

“Indeks kesejahteraan rakyat Gunungkidul terendah di DIY, yakni hanya 16,51 %. Ini berarti hanya 16 jiwa dari 1.000 penduduk yang mengakses internet dalam tiga bulan terakhir. Harus ada daya dorong yang membuat warga untuk mau belajar internet,” jelas Hernindiya Wisnu Aji, koordinator Penganggaran Partisipasipatif Transparan dan Akuntabel Ideas Jogja selaku penyelenggara pelatihan internet tersebut.

Hernindiya mengatakan, Gunungkidul telah memiliki jaringan internet di 18 kecamatan dan kelompok warga pengguna internet seperti Jaringan Kelompok Perempuan Gunungkidul dan Srawung. Idea Jogja mengajak mereka untuk meningkatkan pengetahuan mengakses internet mulai dari membuat email hingga pengunduhan dan pengunggahan serta penelusuran di situs Google.

“Selama ini jaringan lebih banyak memakai hard copy seperti mengirim undangan maupun dokumen-dokumen yang makan waktu hingga dua hari. Setelah punya email, kami bisa mengirimkan undangan dan dokumen lewat email sehingga bisa lebih irit dan lebih cepat,” kata Hernindiya.

Melalui pelatihan tersebut, para peserta diharapkan dapat mengajak warga lain untuk meningkatkan kesadaran untuk mengakses internet. Mereka bisa memanfaatkan warnet yang sudah ada di kecamatan masing-masing.

Advertisement
Harian Jogja - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif