by Bhekti Suryani Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Jumat, 17 Januari 2014 - 11:30 WIB
Harianregional.com, BANTUL-Sejumlah pasar tradisional di Bantul masih menjadi langganan banjir saat musim hujan. Tahun ini Pemkab Bantul menaikkan anggaran renovasi pasar hingga lebih dari dua kali lipat, di antaranya untuk membenahi pasar yang kerap dilanda banjir.
Banjir di antaranya melanda Pasar Pundong dan Pasar Pleret. Di Pasar Pundong, ketinggian air mencapai hingga satu meter bila hujan mengguyur selama sehari.
Budi, salah seorang warga Panjangrejo, Pundong mengungkapkan, banjir kerap menyebabkan pasar tak dapat beroperasi alias pedagang berhenti berjualan.
"Misalnya waktu hujan deras dulu akhir tahun, itu sampai satu meter. Enggak ada pedagang yang mau jualan," ungkapnya, Kamis (16/1/2014).
Penyebab banjir karena saluran drainase atau pembuangan air tersumbat oleh bangunan dan sampah. Apalagi menurut Budi, banyak bangunan rumah baru yang didirikan di bantaran kali dekat pasar yang ikut menghambat pembuangan air. "Itu bikin rumah di bantaran, bangunan dan sampah banyak air enggak bisa lewat," ujarnya.
Banjir juga terjadi di Pasar Pleret. Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Bantul Hernawan Setiaji mengatakan, air setinggi lutut orang dewasa kerap membanjiri Pasar Pleret setiap hujan deras. Penyebabnya karena kawasan pasar berada di dataran rendah sehingga menampung limpahan air dari dataran tinggi.
"Untungnya Pasar Pleret enggak buka tiap hari sesuai hari pasaran. Jadi pas banjir pedagang tengah tidak berjualan," kata Hernawan.
Solusinya, kata Hernawan, pasar tersebut harus ditinggikan dengan cara diurug menggunakan tanah. Pemkab Bantul tahun ini menganggarkan dana sebesar Rp3,2 miliar untuk merenovasi Pasar Pleret.