regional
Langganan

Netizen Julid! Mahasiswa Semarang Disebut Bundir gegara Judol, Keluarga Prihatin

by Fitroh Nurikhsan  - Espos.id Jateng  -  Jumat, 4 Oktober 2024 - 21:29 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (Antara)

Esposin, SEMARANG - Kabar tidak menyenangkan menimpa sebuah keluarga di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang baru kehilangan salah satu anggota keluarganya karena bunuh diri. Hal itu menyusul kabar di media sosial (medsos) yang menyebutkan anggota keluarga yang bunuh diri, yang berstatus mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Semarang, itu nekat mengakhiri hidupnya karena terlilit pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol). 

Isu jika mahasiswa di Gunungpati, Semarang, itu terlilit judol dan pinjol salah satunya dihembuskan akun @Udah_Sepuh di X, atau Twitter. "Mahasiswa UNNES melakukan aksi bu*dir. Isu awal mengatakan karena judol terus isu kedua dari temannya karena invest di crypto. Turut berduka untuk keluarga almarhum," tulis akun tersebut.

Advertisement

Menanggapi hal itu, kakak kandung korban, DS, mengaku sangat prihatin. Ia menilai informasi itu sangat menyakiti pihak keluarga. 

“Saya benar-benar kecewa dengan berita yang menyatakan adik saya [terlilit] pinjol dan judol. Itu tidak valid dan gosip paling parah,” ucap DS kepada Esposin, Jumat (4/10/2024). 

Advertisement

“Saya benar-benar kecewa dengan berita yang menyatakan adik saya [terlilit] pinjol dan judol. Itu tidak valid dan gosip paling parah,” ucap DS kepada Esposin, Jumat (4/10/2024). 

DS lantas membeberkan bahwa pihak keluarga belum mengetahui penyebab adiknya memilih mengakhiri hidup. Namun adiknya tersebut memang pernah mengeluh serta bertanya soal apakah bunuh diri diperbolehkan dalam agama.

“Kami bukan berasal dari keluarga yang religius banget. Dia memang pernah mengeluh aku capek dan bertanya salah enggak sih misal kita bunuh diri? Terus saya nasehatin, 'salah nanti masuk neraka!'” tuturnya.

Advertisement

DS masih tak terima dengan asumsi liar yang beredar di media sosial. Dia bakal mencari siapa saja pihak-pihak yang menyebarkan fitnah tersebut.

“Kita sudah mengecek di handphone-nya, tidak ada pinjol. Adik saya juga enggak pernah kekurangan. Orang tua kami selalu memberi uang saku yang cukup bahkan lebih,” terangnya.

Sebelumnya, mahasiswa berusia 20 tahun ditemukan meninggal dunia setelah gantung diri pada Kamis (3/10/2024). Padahal sehari pasca-kejadian korban masih beraktivitas seperti biasa seperti kuliah dengan bekerja sebagai driver jasa antar. 

Advertisement

“Setahu saya habis magrib itu ada ramai-ramai bilang ada orang yang meninggal dunia. Saya kemudian keluar dan melihat sudah ada pak RT, RW, Linmas dan masyarakat,” ucap warga setempat bernama Tri.

Sedangkan evakuasi jenazah korban, kata Tri, selesai sekitar pukul 21.30 WIB. Korban juga meninggalkan surat wasiat yang diduga berisikan pesan-pesan kepada keluarga.

“Surat wasiatnya sudah dipegang sama polisi. Pas ditemukan jenazahnya belum kaku, kemungkinan meninggalnya masih baru,” tukasnya.

Advertisement

Catatan Redaksi:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif