regional
Langganan

NELAYAN GUNUNGKIDUL : Pengangkatan Kapal Karam Butuh Rp4,5 Miliar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by David Kurniawan Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Sabtu, 5 Agustus 2017 - 15:22 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah alat berat dan pipa-pipa untuk pengangkatan pasir terlihat di area Pelabuhan Sadeng. Foto diambil beberapa waktu lalu. (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Nelayan Gunungkidul, kapal karam segera ditangani

Harianregional.com, GUNUNGKIDUL – Setidaknya lima kapal karam di Dermaga Pelabuhan Sadeng, Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo akan diangkat. Rencananya pengangkatan dilakukan bersamaan dengan pengerukan sedimentasi tanah di area pelabuhan yang sekarang sudah mulai dilaksanakan.

Advertisement

Baca Juga : NELAYAN GUNUNGKIDUL : Lima Kapal Karam di Sadeng Bakal Diangkat Menurut Komandan Pos Angkatan Laut Sadeng, Peltu Fajar Tri Irianto, sebelum adanya wacana pengangkatan kapal itu, beberapa waktu lalu sempat ada sayembara untuk mengangkat kapal inkamina yang tenggelam di dasar Pelabuhan Sadeng. Namun sayembara tersebut tidak berhasil karena nelayan tidak mau mengangkat kapal itu.

“Dulu kondisinya sempat dilihat oleh Nelayan dari Prigi, Jawa Timur. Tapi setelah dilihat mereka tidak jadi mengangkat karena dirasa kurang menguntungkan,” ujar dia, Kamis (4/8/2017)

Sementara itu, Petugas Tempat Pelelangan Ikan Sadeng Paeto mengatakan, untuk proses pengerukan sedimentasi di Pelabuhan Sadeng sudah mulai dilakukan. Rencana pengerukan akan dilakukan secara bertahap sehingga prosesnya tidak menganggu aktivitas kapal di pelabuhan.

Advertisement

“Akan dilakukan secara bergantian. Misal jika dikeruk yang sebelah kiri dermaga, maka sisi kanan akan digunakan untuk tempat sandar kapal. Begitu juga nanti saat sisi kanan dikeruk, sisi kiri akan digunakan untuk tempat sandar,” katanya.

Menurut dia, untuk pengerukan membutuhkan anggaran sekitar Rp4,5 miliar. Ditargetkan pengerukan ini selesai di akhir tahun nanti. “Mudah-mudahan dengan pengerukan itu akses keluar masuk kapal jadi lebih lancar karena pendangkalan yang ada sudah dihilangkan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif