regional
Langganan

Masih Kemarau, Hujan Lebat Landa Sejumlah Wilayah Jateng, BMKG Ungkap Pemicunya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Adhik Kurniawan  - Espos.id Jateng  -  Senin, 9 September 2024 - 15:54 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi

Esposin, SEMARANG – Fenomena madden julian oscilation (MJO) membuat sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) mengalami hujan lebat. Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan sampai awal September 2024 ini di 35 kabupaten/kota masih masuk musim kemarau.

Adapun berdasarkan laporan prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat di Jawa Tengah pada tanggal 10-11 September 2024, sebanyak 28 kabupaten/kota akan mengalami hujan lebat. Puluhan wilayah yang diminta waspada yakni Purbalingga, Banyumas, Tegal, Pekalongan, Temanggung, Batang, Boyolali, Grobogan, Pati, Rembang, Sukoharjo, Banjarnegara, Brebes, Pemalang, Wonosobo, Kendal, Semarang, Magelang, Klaten, Sragen, Kudus, Blora, Karanganyar, dan Purworejo.

Advertisement

Kendati demikian, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengatakan sampai saat ini belum ada satu pun daerah yang sudah masuk musim pancaroba atau pergantian musim panas ke musim hujan. Ia kemudian menjelaskan, hujan lebat di sejumlah daerah karena adanya fenomena madden julian oscilation.

“Belum, saat ini masih proses menuju pancaroba. Hujan akhir-akhir ini karena pengaruh gangguan gelombang ekuator yang bernama madden julian oscilation,” kata Giyarto kepada Esposin, Senin (9/9/2024).

Giyarto menerangkan, siklus MJO ini bisa berlangsung selama 30 hingga 90 hari. Efeknya, yakni memberikan hujan insentif sedang sampai lebat untuk tiga sampai lima hari kedepan.

Advertisement

“Dia [MJO] memberikan efek peningkatan pertumbuhan awan hujan, potensi 3-5 hari dan curahnya tergantung pembentukan awannya di masing-masing daerah, tapi bisa dari sedang sampai lebat dan MJO ini sifatnya tidak merata ya,” terangnya.

Oleh karena itu, BMKG menyatakan daerah Jawa Tengah diprakirakan masih masuk musim kemarau sampai akhir Oktober 2024. Pihaknya pun mengingatkan kabupaten/kota untuk tetap waspada dengan bencana kekeringan sampai kebakaran yang masih bisa mengintai.

“Tetap waspada bencana kemarau, karena beberapa daerah masih bis alami kekeringan sampai kebakaran hutan,” imbaunya.

Advertisement

Sekadar untuk diketahui, fenomena hujan lebat di sejumlah daerah ini memunculkan bencana banjir dan tanah longsor ketika musim kemarau. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Banyumas, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada hari Minggu (8/9/2024), membuat daerah tersebut melaporkan adanya bencana tanah longsor dan banjir.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif