by Fitroh Nurikhsan - Espos.id Jateng - Selasa, 13 Agustus 2024 - 11:58 WIB
Esposin, SEMARANG — Sebuah gapura kampung yang lokasinya tak jauh dari pusat perbelanjaan modern Java Supermall Semarang menyimpan sejarah unik.
Pasalnya gapura ini diresmikan langsung oleh tokoh proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia Soekarno.
Gapura bersejarah yang dimaksud adalah pintu masuk ke Kampung Jomblang Perbalan, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.
Warga sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan ‘Gapura Pahlawan’.
Warga sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan ‘Gapura Pahlawan’.
Ketua RW setempat, Wibowo Hadi mengatakan pembangunan gapura itu untuk mengenang peristiwa bersejarah pertempuran lima hari di Semarang.
Banyak warga Jomblang dan sekitarnya gugur dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Markas Kidobutai atau batalyon-nya Tentara Jepang di Jatingaleh sekarang menjadi Arhanud. Jepang menyerang Semarang melalui tiga jalur Gajahmungkur, Siranda, dan Mataram,” buka Wibowo Hadi kepada Esposin, Selasa (13/8/2024).
Lelaki yang karib disapa Wibowo tersebut menambahkan Tentara Pelajar hingga masyarakat sipil sekitar daerah Jomblang sangat gigih melawan Tentara Jepang.
Untuk mengenang gugurnya para pejuang pada peristiwa pertempuran lima hari itu maka didirikan Gapura Pahlawan yang peletakkan batu pertamanya 19 September 1954.
Menariknya, Presiden Soekarno yang meresmikan Gapura Pahlawan tersebut. Warga Jomblang nekat mengadang rombongan Presiden Soekarno yang hendak menuju Salatiga.
“Sekitar tahun 1965 waktu itu rombongan Soekarno melintas ke sini (Jomblang) mau ke Salatiga. Sama warga dicegat buat meresmikan Tugu Pahlawan,” imbuhnya.
Dari cerita orang-orang terdahulu Gapura Pahlawan direstui oleh Soekarno sebagai simbol untuk mengenang para pejuang yang gugur.
Kemudian Gapura Pahlawan diakui dalam sidang paripurna DPRD Kota Semarang dan prasastinya di tanda tangani oleh Wali Kota Semarang Imam Soeparto Tjakrajoeda pada 22 Agustus 1982.
Dijelaskan Wibowo dari segi desain dan bentuk Gapura Pahlawan sebenarnya mengandung makna nasionalisme. Bentuk gapura tersebut digambarkan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945.
Momen penghadangan Presiden Soekarno oleh warga Jomblang untuk sekadar meresmikan Tugu Pahlawan tersebut turut dibenarkan oleh Pemerhati Sejarah Kota Semarang, Johanes Chistiono. Kebetulan saat itu Seokarno sedang ada kunjungan ke Kota Semarang.
“Jadi warga (Jomblang) mengadang rombongan presiden di jalan buat meresmikan gapura kampung,” tutur Johanes.
Dia juga mengatakan banyak pemuda atau warga yang tinggal di sekitar Jomblang gugur dalam peristiwa pertempuran lima hari di Semarang. Sebab daerah Jomblang salah satu titik yang cukup mencekam kala peristiwa itu meletus.
“Dulu pemuda banyak dibantai (gugur) didekat atau seberangnya gedung bioskop Luna yang menjadi markas pejuang pemuda. Di sana para pejuang banyak yang gugur. Warga kampung Jomblang Perbalan mendirikan Gapura Pahlawan untuk mengenang perjuangan para pemuda,” tukasnya.