regional
Langganan

Kemenkes Setop Prodi Anestesi akibat Dokter Residen Bunuh Diri, Ini Kata Undip - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Imam Yuda Saputra  - Espos.id Jateng  -  Kamis, 15 Agustus 2024 - 13:45 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi kampus Undip Semarang. (Dok. Bisnis.com)

Esposin, SEMARANG -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan Program Studi (Prodi) Anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) di RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, menyusul peristiwa bunuh diri yang dialami seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau dokter residen berinisial AR. Hal itu dilakukan Kemenkes menyusul adanya dugaan perundungan atau bullying di lingkungan Prodi Anestesiologi FK Undip yang membuat korban nekat menghabisi nyawanya sendiri.

Penghentian prodi anestesi Undip di RSUP dr Kariadi itu disampaikan Kemenkes melalui surat Dirjen Yankes Nomor TK.02.02/D/44137/2024 yang ditandatangani Dirjen Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kemenkes, dr Azhar Jaya, tertanggal 14 Agustus 2024. Dalam surat itu disampaikan kepada Undip untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP dr Karadi hingga dilakukan investigasi terkait kasus kematian dokter residen tersebut.

Advertisement

Menanggapi hal itu, Undip mengaku telah melakukan pertemuan dengan Dirjen Yankes Kemenkes. Pertemuan dilakukan sebagai upaya melakukan klarifikasi terkait peristiwa yang menimpa korban.

"Berkenan dengan surat Dirjen Yankes Nomor TK.02.02/D/44137/2024, tim Fakultas Kedokteran Undip bersama tim RSUP dr Kariadi telah melakukan pertemuan dengan Bapak Dirjen Yankes dan menyampaikan klarifikasi mengenai hal-hal yang dimaksud. Undip siap berkoordinaasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi, mendiskusikan, dan melakukan penanganan lebih lanjut," ujar Rektor Undip, Prof Dr Suharnomo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/8/2024).

Diberitakan sebelumnya, seorang peserta PPDS atau dokter residen Undip ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya di Lempongsari, Kota Semarang. Dokter residen berinisial AR itu diduga bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya.

Advertisement

Dalam buku harian korban yang ditemukan polisi, korban menulis keluh kesah beratnya menjalani pendidikan dokter spesialis. Selain itu, juga ditemukan tulisan lain yang menyinggung urusan korban dengan senior.

Melalui buku harian korban itulah, ada dugaan korban nekat melakukan bunuh diri karena mendapat bullying atau perundungan dari seniornya. Kendati demikian, Undip telah memberikan bantahan melalui pernyataan tertulis terkait tuduhan adanya praktik bullying atau perundungan di lingkungan Fakultas Kedokteran (FK) Undip, terutama Prodi Anestesi.

Catatan Redaksi:

Advertisement

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif