by R. Wibisono Jibi Semarangpos.com - Espos.id Regional - Selasa, 5 September 2017 - 21:50 WIB
Semarangpos.com, SEMARANG – Liquid Perolium Gas (LPG/elpiji) bersubsidi kemasan tabung berkapasitas 3 kg sulit didapatkan di beberapa wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (5/9/2017). Kelangkaan elpiji 3 kg di Kota Semarang itu pun menjadi pembicaraan hangat warganet di media sosial Facebook.
Terlontar di antara perbincangan itu rasa curiga netizen atas adanya permainan pihak berwenang yang hendak menaikkan harga elpiji 3 kg atau bahkan melenyapkannya dari pasaran. Kecurigaan itu antara lain muncul di grup Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar) seiring munculnya keluhan sejumlah warganet atas langkanya elpiji 3 kg di beberapa wilayah di Kota Semarang.
Pengguna akun Facebook Anymous Anymous mengabarkan kelangkaan elpiji 3 kg itu antara lain terjadi di kawasan Jl. Indraprasta. Ia juga mengunggah foto yang menunjukkan beberapa warga yang rela mengantre di SPBU Indraprasta demi mendapatkan bahan bakar tersebut. "Lur gas 3 kg langka ya? Apa ini sistem pemerintah untuk ngurangin?" tulis pengguna akun Facebook Anymous Anymous pada keterangan foto.
Tak pelak sejumlah netizen mengungkapkan keluhan yang sama terhadap kelangkaan elpiji 3 kg. Menurut mereka, elpiji 3 kg susah didapatkan mulai Selasa (5/9/2017). Dugaan bahwa ada permainan pihak-pihak terkait yang bertujuan menaikkan harga elpiji 3 kg ramai dilontarkan netizen. "Heeh, sekarang gas melon langka. Mesti meh naik harganya," tulis pengguna akun Facebook Dewi Eko Susilowati.
"Kui permainan lur. Ben gas lpg tambah larang [Itu permainan. Agar harga elipiji naik]," tulis pengguna akun Facebook Ridho Pratama Putra.
Sementara itu, pengguna akun Facebook Ridho Pratama Putra juga mengabarkan ada penyuluhan mengenai Bright Gas di dekat tempat tinggalnya, Selasa, (5/9/2017). Sayang, ia tak memaparkan lokas penyuluhan itu secara terperinci.
Tak pelak kabar tersebut makin memicu kecurigaan netizen bahwa elpiji 3 kg akan dilenyapkan dari pasaran. "Nah ternyata ini to yang 3 kg kosong mau diganti yang 5,5 kg," ungkap pengguna akun Facebook Hartono Smart.
Warganet yang mengaku sebagai warga kurang mampu pun waswas jika kelangkaan elpiji 3 kg itu benar-benar berbuntut dengan dilenyapkannya bahan bakar bersubsidi tersebut dari pasaran. Menurut mereka, warga kurang mampu tak akan sanggup membeli bahan bakar non subsidi yang harganya jauh lebih mahal ketombang elpiji 3 kg, seperti Bright Gas misalnya. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya