regional
Langganan

KEKERINGAN GUNUNGKIDUL : Anggaran Kekeringan Tinggal Separuh - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Selasa, 29 September 2015 - 21:20 WIB

ESPOS.ID - Foto ilustrasi dropping air bersih. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan di Gunungkidul sudah ditangani dengan penyaluran bantuan air bersih, namun anggaran yang tersisa kini tinggal setengahnya

Harianregional.com, GUNUNGKIDUL-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Gunungkidul yang digunakan untuk mengatasi kekeringan, kini tinggal separuh dari jumlah total.

Advertisement

Kepala Bidang Sosial Dinsosnakertrans Kabupaten Gunungkidul, Ch.Suyatmiyatun pada Senin (28/9/2015) menerangkan bahwa dari anggaran total Rp590 juta untuk dropping air mengatasi kekeringan, sudah digunakan lebih kurang Rp300 juta. Padahal diperkirakan kekeringan akibat musim kemarau masih berlangsung lama.

Sehingga pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan kekurangan anggaran, dengan mengajukan dana sebesar Rp225 juta dalam APBD Perubahan 2015, yang kini masih dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat.

Ketika disinggung apakah dana sisa sekitar Rp290 juta sementara cukup untuk dropping air selama menunggu APBD P dibahas, Suyatmiyatun optimis bahwa pihaknya bisa mengatasinya.

Advertisement

"Pasti ada solusi yang akan kita temukan, saya yakin dana masih cukup. Terlebih banyak pihak ketiga yang membantu melakukan dropping," urainya.

Sebagai SKPD yang juga melakukan dropping air kepada warga, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Budhi Harjo menjelaskan meski pihaknya juga sudah memberikan bantuan air bersih secara gratis bagi warga korban kekeringan, namun tindakan ini belum mampu memecahkan masalah kekeringan di Gunungkidul.

"Sebenarnya sejak beberapa pekan lalu hingga kini kami sudah menyalurkan air bersih sebanyak 150 mobil tanki kapasitas 5.000 liter, namun masih banyak yang tidak kebagian. Sehingga menuntut warga untuk mandiri membeli air lewat pedagang air tanki swasta,” ungkapnya.

Advertisement

Bantuan air BPBD menurutnya hanya sebagian kecil, karena SKPD yang mengampu langsung kegiatan droping air pada Dinsosnakertrans.

Pelaksana tugas Kades Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Agus Budiyanto menerangkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga tidak hanya mengandalkan bantuan Pemkab, namun harus ditambah dengan membeli atau mengandalkan bantuan pihak ketiga.

Saat ini, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, masyarakat sudah banyak yang menjual ternak kambing atau sapi, hasilnya digunakan untuk membeli air.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif