by Sunartono Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Selasa, 14 Juni 2016 - 01:20 WIB
Kekerasan Sleman yang terjadi di sebuah warung terungkap.
Harianregional.com, SLEMAN – Kekerasan Sleman berupa penyerangan sebuah warung di Jalan Pakem - Turi, Dusun Mangunan RT04/RW06 Harjobinangun, Pakem, Sleman terbongkar. Pertikaian ini ternyata disulut dari tawuran pelajar.
Kapolres Sleman AKBP Yuliyanto menjelaskan keenam pelajar itu berasal dari salah satu swasta di Jogja yang tergabung dalam geng Respect. Selain keenamnya, pihaknya masih memburu pelaku lain yang sudah teridentifikasi dan terlibat dalam penyerangan itu. Yuli meyakini tersangka masih akan bertambah dalam kasus ini.
“Kami masih memburu yang lain. Oleh karena itu kami minta kepada orangtua atau pihak sekolah yang anaknya terlibat untuk beritikad baik menyerahkan Mapolres Sleman. Kalau tidak akan kami jemput [tangkap] satu persatu,” terangnya di Mapolres Sleman, Senin (13/6/2016).
Menurut Yuliyanto geng pelajar yang diserang saat berada di warung itu teridentifikasi bernama MTZ atau Man Tengah Zawah yang rata-rata dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pakem, Sleman. Perseteruan itu terjadi ketika salahsatu anggota geng MTZ menggeberkan motornya saat berpapasan dengan kelompok geng Respect. Berawal dari itu, kemudian keduanya saling tantang melalui ponsel dan memutuskan bertemu untuk melakukan tawuran.
Akantetapi, lanjutnya, saat hari H yang ditentukan bertepatan dengan awal puasa, dengan kekuatan sekitar 50 pelajar, geng Respect mendatangi MTZ yang tengah nongkrong di warung makan Toek Pitoe, Pakem. Saat itu, Recpect mengobrak-abrik warung tersebut dan melamparkan bom molotov. Oleh karena itu, dari hasil penyidikan, pelajar yang nongkrong di warung itu sebenarnya juga sedang bersiap melakukan tawuran tetapi kalah jumlah kemudian kabur.
“Melalui ponsel kedua kelompok saling tantang, dengan menyampaikan ayo gembyeng [ayo tawur]. Jadi sebelumnya sudah ada masalah merencanakan saling berkelahi,” ucap Kapolres.