by Sunartono Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Minggu, 19 Maret 2017 - 19:20 WIB
Kekerasan Jogja, pelaku masih di bawah usia.
Harianregional.com, JOGJA - Tidak semua pelaku terlibat aksi klithih yang membuat hilangnya nyawa Ilham Bayu Fajar sepenuhnya merasa menyesal. Tim pendamping dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY menyatakan ada pelaku yang tidak menyesali perbuatannya. Ada pula pelaku yang saat diperiksa kepolisian, dengan santai menyampaikan keinginannya untuk segera pulang ke rumah agar bersekolah lagi.
Baca Juga : KEKERASAN JOGJA : Ups, Pelaku Tak Sepenuhnya Menyesal
Pendamping dari LPA DIY Pranowo menyampaikan salahsatu pelaku yang ia dampingi tiba-tiba mengajukan pertanyaan kapan segera pulang ke rumah dengan alasan ingin segera bersekolah. Tersangka yang menyampaikan pertanyaan itu kebetulan masih bersekolah di jenjang SMP. Pranowo menganggap celotehan itu sebagai bentuk mereka tidak memahami risiko yang harus ditanggung atas perbuatannya. Padahal dalam pusaran kasus itu, anak tersebut sebagai tersangka yang membawa senjata tajam.
"Jadi saat malam itu [kami mendampingi], ada yang bilang, pak ini kapan pulang saya mau sekolah, dia SMP kebetulan. Di satu sisi itu kepolosan dia, tetapi di sisi lain mungkin juga tidak paham dengan resiko yang dia lakukan," ujarnya, Sabtu (18/3/2017)
Ia menambahkan, data yang ia dapat dari hasil mendampingi para pelaku, mereka sebagian besar memiliki latar belakang perilaku yang tidak terlalu baik. Salahsatunya FF yang pernah berurusan dengan kepolisian di salahsatu wilayah di DIY karena kasus pengeroyokan. Sehingga ada kemungkinan dia terbiasa melakukan aksi kekerasan jalanan atau klithih tersebut.