regional
Langganan

KECELAKAAN BANTUL : Hari Kedua Pencarian, Jenasah Ali David Belum Ditemukan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Arief Junianto Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Selasa, 28 Maret 2017 - 20:20 WIB

ESPOS.ID - Tim SAR Gabungan hendak melakukan penyisiran di tepi Sungai Opak, tepatnya di sekitar lokasi Bendung Tegal, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Selasa (28/3/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Kecelakaan Bantul terjadi di Kali Opak

Harianregional.com, BANTUL -- Hari kedua pencarian Ali David, korban terseret arus Sungai Opak asal Dusun Beran RT 06, Desa Canden, Jetis belum juga membuahkan hasil.

Advertisement

Baca Juga : KECELAKAAN BANTUL : Kejar Biawak, Bocah Hilang Terseret Arus Opak

Dari pantauan Harianregional.com di lokasi sekitar lokasi kejadian, tepatnya di Bendung Tegal, tercatat ada 200 lebih personel Tim SAR Gabungan yang dikerahkan untuk mencari korban. Selain dari personel SAR, baik dari Bantul, Kota Jogja, maupun Basarnas DIY, tim tersebut juga diperkuat dari sejumlah ormas, seperti RAPI Imogiri, Pare Anom, Sena Putra, SAR Muhammadiyah DIY, PMI, dan Dirpolair DIY.

Koordinator Tim SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto menjelaskan, ratusan personel yang berasal dari beragam elemen itu ditempatkan di dua poros yang berbeda, yakni sisi barat dan timur Sungai Opak.

Advertisement

Dijelaskannya, setelah berkoordinasi petugas keamanan dan kepala dukuh setempat, pihaknya lantas menyiapkan sejumlah skenario evakuasi. Di antaranya adalah dengan penyisiran sepanjang aliran sungai mulai dari lokasi korban terpeleset hingga area sekitar muara.

Penyisiran itu, tambah Ali, dilakukan dengan teknik penjangkaran serta rafting mengikuti arus sungai. Namun, derasnya arus sungai menyebabkan tim kesulitan.

“Terlebih, kapasitas mesin perahu yang kami miliki terlalu kecil untuk melawan arus di sekitar bendung,” kata Ali.

Advertisement

Untuk itu, pihaknya telah melakukan beberapa upaya, di antaranya adalah dengan mendatangkan mesin perahu berkapasitas 45 daya kuda (PK). Pasalnya, dengan menggunakan mesin berkapasitas 15-30 PK, dinilainya belum mampu mengatasi derasnya arus sungai tersebut.

“Perahu gagal melawan pusaran arus di bawah bendungan. Bahkan beberapa kali justru perahu sempat tertarik ke arah pusaran itu hingga hampir membentur dinding bendungan,” terangnya.

Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif