regional
Langganan

Kapolrestabes Semarang Akui Densus 88 Beraksi di Wilayahnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Imam Yuda Saputra  - Espos.id Regional  -  Rabu, 16 Oktober 2019 - 04:20 WIB

ESPOS.ID - Wakapolda Jateng Brigjen Pol. Abiyoso Seno Aji. (Dok. Solopos)

Semarangpos.com, SEMARANG — Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Semarang, Kombes Pol. Abiyoso Seno Aji, membenarkan penangkapan dua orang terduga teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di wilayahnya.

Dua terduga teroris yang ditangkap itu merupakan pasangan suami istri (pasutri) berinisial A, 44, dan MH, 44. Pasutri itu ditangkap di rumah kontrakannya di Kampung Kepoh RT 001/RW 004, Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Selasa (15/10/2019) sekitar pukul 07.00 WIB hingga 08.45 WIB.

Advertisement

“Benar,” jawab Abiyoso dengan singkat saat ditanya wartawan terkait adanya penangkapan terduga teroris di Kota Semarang, Selasa.

Penangkapan itu, lanjut Abiyoso dilakukan oleh Densus 88. Sementara, peran aparat Polrestabes Semarang beserta jajarannya di Gunungpati hanya sebatas memberikan dukungan pada kegiatan pasukan berlambang burung hantu itu.

Informasi yang diterima Semarangpos.com, penangkapan pasutri yang diduga terpapar jaringan teroris itu dilakukan aparat dalam jumlah yang cukup banyak. Total ada sekitar 10 personel dari Densus 88, 20 personel dari Satreskrim Polrestabes Semarang, dan 15 personel dari Polsek Gunungpati.

Advertisement

Penangkapan itu dilakukan tanpa menimbulkan kegaduhan pada lingkungan sekitar. Hanya saja, kedatangan aparat kepolisian dalam jumlah cukup banyak itu mengejutkan bagi masyarakat sekitar.

Lebih lanjut Abiyoso meminta masyarakat Kota Semarang mulai peka dan peduli dengan lingkungan sekitar. Masyarakat diminta tidak apatis jika menemukan kejanggalan dalam lingkungan, terutama kepada warga yang memiliki perangai tidak wajar.

“Seluruh masyarakat agar peka dan waspada terhadap warga baru atau pun lama yang memiliki perangai tidak seperti masyarakat pada umumnya. Berikan informasi kepada kepolisian apabila merasakan terdapat hal yang janggal dalam kehidupan sosial,” imbau Kapolrestabes.

Advertisement

Sementara itu, Ketua RW setempat, Hafidz, mengaku perangai A dan MH sehari-hari memang terbilang tertutup. A yang berasal dari Pringapus, Kabupaten Semarang, jarang bergaul dengan masyarakat sekitar dan bahkan jarang berada di rumah tersebut.

“Sementara istrinya juga tertutup. Jarang bergaul dengan masyarakat sekitar. Paling keluar kalau mengantar anak ke sekolah maupun belanja kebutuhan,” ujar Hafidz.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif