regional
Langganan

Jadi Peserta Karnaval, Sejumlah Sekolah di Ngawi Tarik Iuran ke Siswa - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Yoga Adhitama  - Espos.id Jatim  -  Senin, 19 Agustus 2024 - 20:17 WIB

ESPOS.ID - Pemerintah Kabupaten Ngawi saat menggelar Ngawi Night Carnival 2023 lalu. (Istimewa/Doc Pemkab Ngawi)

Esposin, NGAWI – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia biasanya dilakukan dengan berbagai cara. Selain perlombaan yang unik-unik, biasanya juga ada berbagai jenis karnaval untuk memamerkan kreativitas warga.

Kegiatan tersebut juga dilakukan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Berbagai pihak, seperti kantor kecamatan, organisasi perangkat daerah, hingga sekolah unjuk gigi untuk menampilkan berbagai kreasi saat kegiatan karnaval kemerdekaan. Di Ngawi akan diselenggarakan Ngawi Night Carnival (CNN) yang pada tahun ini digelar pada 31 Agustus.

Advertisement

Di dunia pendidikan, karnaval menjadi ajang pembuktian bagi masing-masing sekolah di Ngawi untuk menunjukkan kreativitas. Tak heran, setiap sekolah membuat penampilan yang menarik dan mewah. Namun, sayangnya beban biaya untuk kegiatan ini kerap kali dibebankan ke siswa.

Seperti yang terjadi di SMA Negeri 1 Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Dalam pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp, ada penarikan iuran bagi seluruh siswa di SMA tersebut untuk membayar uang senilai Rp50.000. Iuran tersebut kemudian diminta diserahkan ke bendahara masing-masing kelas. Dalam keterangan pesan tersebut, iuran itu untuk kegiatan HUK Kemerdekaan RI.

Saat dikonfirmasi terkait pesan berisi iuran tersebut, Kepala SMAN 1 Ngrambe, Tcahjono Widijanto, mengatakan pihak sekolah melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) meminta sumbangan kepada wali murid. Namun, ia menepis bahwa sumbangan tersebut bersifat wajib, melainkan sifatnya partisipatif.

Advertisement

“Itu adalah bentuk sumbangan partisipasi dari siswa yang digunakan untuk perayaan HUT RI ke-79 internal maupun eksternal sekolah. Termasuk untuk karnaval. Kami sudah juga konsultasi dengan komite melalui lisan,” ujarnya kepada Esposin, Jumat (16/8/2024).

Pria yang juga Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Ngawi itu menambahkan, sumbangan semacam itu dihalalkan menurut peraturan perundang-undangan. Asalkan tidak memaksa dan memberatkan orang tua wali murid.

“Kalau wujudnya sumbangan itu boleh mas, yang penting tidak memaksa. Justru kalau kita pakai Dana Bos itu tidak boleh,” kata dia.

Masih menurut Tcahjono, pesan singkat WtasApp yang beredar itu terjadi miskomunikasi antara yang disampaikan guru ke anggota OSIS sekolah. Menurutnya, itu sebagai wujud kepedulian siswa dalam upaya menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI.

Advertisement

“Ini bukan merupakan sebuah kewajiban tapi sebuah sumbangan untuk menyemarakkan dan menghargai kebhinakaan serta kemerdekaan sebagai bagian dari pembinaan karakter siswa,” tegasnya.

Pungutan kepada siswa juga dilakukan di SMA Negeri 1 Ngawi. Informasi yang diterima, setiap siswa sekolah tersebut dimintai sumbangan senilai Rp150.000 untuk kegiatan karnaval kemerdekaan. Sedangkan untuk siswa yang menjadi peserta karnaval dan menjadi maskot dibebankan untuk menyewa kostum sendiri.

Kepala SMAN 1 Ngawi, Sunarta, membantah informasi tersebut. Dia menegaskan nominal dalam sumbangan tersebut tidak ditentukan, tetapi disesuaikan dengan kemampuan siswa.

“Kami tidak mewajibkan. Jika pun ada siswa yang kurang mampu dan hanya bayar Rp10.000 pun kami terima. Tapi sumbangan itu tidak hanya untuk siswa, termasuk guru, karyawan, juga ikut menymbang,” jelas Sunarta kepada Esposin, Jumat (9/8/2024).

Advertisement

Dia menuturkan pihaknya juga mendatangkan pelatih dari luar untuk melatih peserta karnaval dalam menari. Selain itu, kostum karnaval yang akan ditampilkan merupakan kostum kreasi siswa. Bukan hanya itu, pihaknya juga akan menyewa dari pihak luar.

“Tidak diwajibkan, untuk tari dari guru tari yang membina dan melatih dibantu pelatih dari luar. Untuk kostum siswa hasil dari kreasi P5 [Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila] ditambah dari sewa di luar,” kata dia.

Sumbangan Tak Memaksa

Terkat penarikan sumbangan untuk karnaval kemerdekaan, Kasi SMA Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur wilayah Madiun, Devy Yuniar, menyampaikan ajang karnaval tahunan ini kerap kali dimanfaatkan sebagian sekolah untuk unjuk gigi dalam menampilkan kreativitas sekolah.

Advertisement

Namun, kata dia, minimnya anggaran untuk membiayai kegiatan tersebut dalam pengadaan kostum, atribut, ornament perlengkapan karnaval itu yang membuat sejumlah sekolah meminta sumbangan ke wali murid.

Modus dalam penarikan sumbangan ini pun beragam, mulai dengan bahasa infak, sedekah, sumbangan partisipasi, dan lainnya.

“Kalau terkait sumbangan itu harusnya tidak memaksa dan besaran tidak ditentukan. Dan itu harus ada koordinasi dengan komite dan wali murid, jika masyarakat tidak berkehendak untuk mengikuti karnaval seperti itu diperbolehkan juga,” papar Devy saat dihubungi, Senin (12/8/2024).

Menurut dia, dalam kegiatan karnaval ini biasanya tidak ada kucuran dana dari dinas terkait. Namun, pihak sekolah biasanya berusaha tampil all out untuk mencuri perhatian masyarakat.

“Terkait kebermanfaatan kegiatan karnaval bagi sekolah tentunya ada manfaatnya, itukan ajang pamer ya dalam tanda kutip. Jadi untuk memamerkan potensi sekolah kepada masyarakat. Harusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh sekolah,” katanya.

Jasa Persewaan Kostum

Advertisement

Selain mengandalkan kreativitas siswa, pihak sekolah biasanya juga menggandeng vendor. Hal ini dilakukan sekolah supaya saat tampil di ajang karnaval bisa tampil lebih menarik.

Salah satu vendor yang kera disewa sekolah adalah Rey Wedding. Pemilik Rey Wedding, Reynanda, mengatakan pihaknya menyediakan jasa persewaan kostum dan make up untuk kegiatan karnaval. Setiap bulan Agustus, pihaknya akan banyak mendapatkan pekerjaan dari berbagai sekolah di Ngawi.

“Tahu sama tahulah kak, komisi tetap ada apalagi partai besar. Kalau harga persewaan kostumnya mulai dari Rp750.000 sampai dengan Rp3 juta kak,” katanya, Senin (19/8/2024).

Reynanda mengaku, tahun kemarin dan tahun ini tidak jauh beda, banyak sekolah yang memesan kostum yang gemerlap dan mewah layaknya pakaian ratu. Kostum itu yang biasa ditampilkan pihak sekolah menjadi maskot.

“Untuk tahun kemarin sama tahun ini masih dengan tema ratu yang diminati. Dan kalau kostum maskot ditambah makeupnya juga berbeda harganya,” imbuhnya.

Di Kabupaten Ngawi karnaval mempunyai tempat tersendiri dimata para pemangku kebijakan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi mengakomodir acara tersebut dalam even spektakulernya bernama Ngawi Night Carnival (NNC). Tahun ini rencananya akan digelar 31 Agustus mendatang.

Pemkab Ngawi berani mungucurkan dana ratusan juta Rupiah untuk event yang digadang-gadang seperti layaknya Jember Fashion Carnaval (JFC) atau Solo Batik Carnaval (SBC) ini. Lembaga-lembaga sekolah dari semua tingkatan dipastikan turut andil untuk memamerkan kreasinya masing-masing. Meski ada sebagian yang menghalalkan menyewa kostum dan bukan kreasi orisinil.

Advertisement
Abdul Jalil - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif