regional
Langganan

Ironi Pasar Kanjengan Semarang: Bangunan Megah, tapi Banyak Los Kosong - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Fitroh Nurikhsan  - Espos.id Jateng  -  Kamis, 12 September 2024 - 18:00 WIB

ESPOS.ID - Suasana los-losan lantai 3 dan 4 Pasar Kanjengan Semarang terlihat kosong. Tidak ada satu pun pedagang yang menempati los yang telah sediakan. Kamis (12/9/2024) (Solopos.com/Fitroh Nurikhsan)

Esposin, SEMARANGPasar Kanjengan mungkin merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dengan gedung yang cukup megah. Bahkan pasar yang berada di sisi selatan Pasar Johar ini memiliki empat lantai.

Sayangnya, pasar yang mampu menampung 828 pedagang itu belum optimal. Bahkan los di lantai ketiga dan keempat di pasar itu nyaris tidak ada aktivitas jual beli karena tidak ada pedagang yang berjualan.

Advertisement

Pantauan Esposin, Kamis (12/9/2024), suasana Pasar Kanjengan pun tidak terlalu ramai. Jarang terlihat adanya transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli.

Sunyinya suasana Pasar Kanjengan turut dibenarkan seorang pedagang aneka minuman yang menempati los lantai kedua, Siti Maryati. Dia menyebut sepinya aktivitas jual-beli di Pasar Kanjengan bukan hal yang baru.

Advertisement

Sunyinya suasana Pasar Kanjengan turut dibenarkan seorang pedagang aneka minuman yang menempati los lantai kedua, Siti Maryati. Dia menyebut sepinya aktivitas jual-beli di Pasar Kanjengan bukan hal yang baru.

Lantaran jarang ada pengunjung yang mampir ke los lantai kedua, perempuan yang karib disapa Maryati terpaksa harus berkeliling menawarkan dagangnya ke Pasar Johar.

“Saya jualannya harus keliling ke Pasar Johar. Kalau hanya menunggu, siapa yang mau beli? Pengunjung itu naik ke lantai kedua paling mampir ke Toko Melodi,” kata Maryati ketika ditemui Esposin.

Advertisement

“Setiap hari ya kondisinya begini [sepi]. Yang lumayan ada pengunjungnya di los bawah. Orang-orang pada beli bumbu dapur,” jelasnya.

Hal sama juga disampaikan pedagang buku, Komari. Sejak menempati los di Pasar Kanjengan Semarang, tiga tahun yang lalu, penjualan buku-buku baru maupun bekas tidak menentu.

“Yang datang ke toko biasanya yang sudah langganan. Rata-rata selama sepekan cuma dapat dua pembeli yang dating langsung ke sini," ungkapnya.

Advertisement

Komari juga menyadari masifnya perkembangan pasar online sangat berdampak terhadap penjualan buku di lapaknya. Tapi dia tak mau pasrah, Komari turut membuat toko online di berbagai marketplace.

Dia berharap kondisi sepi Pasar Kanjengan Semarang dapat perhatian dari pemerintah. Komari ingin pemangku kebijakan membuat semacam imbauan agar masyarakat Kota Semarang mau meramaiakan pasar tradisional.

“Kalau di toko online itu paling tidak saya bisa menjual 3-4 buku setiap harinya. Saya juga eenggak bisa memprediksi ke depannya pasar ini akan ramai atau tidak,” terangnya.

Advertisement
Imam Yuda Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif