Ini Dia 8 Curug di Desa Wisata Ketenger yang Mirip di Swiss - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia
by
Yesaya Wisnu - Espos.idJateng - Jumat, 11 Juni 2021 - 14:01 WIB
ESPOS.ID - Curug Jenggala (Instagram/@fennyliaa)
Esposin, BANYUMAS -- Desa Wisata Ketenger yang ada di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas menyuguhkan panorama pemandangan pedesaan khas negara Swiss. Air terjun atau dalam istilah setempat dikenal dengan sebutan curug menjadi salah satu dekorasi keindahan yang disugukan desa wisata ini.
Ada delapan curug yang ada di sekitar Desa Wisata Ketenger. Salah satunya adalah Curug Bayan yang sebelumnya telah diulas oleh Esposin di mana Curug Bayan ini merupakan tempat favorit pengunjung karena aliran airnya yang tidak terlalu deras serta ketinggian curug yang hanya mencapai 7 meter saja.
Advertisement
Berikut ini tujuh curug lainnya yang ada di sekitar Desa Wisata Ketenger:
Curug Jenggala
Mengutip dari Detik.com, Jumat (11/6/2021), Curug Jenggala ini masuk dalam area hutan wilayah Banyumas Timur. Untuk measuki area ini pengunjung hanya membayar biaya karcis sebesar Rp5.000. Tepat di depan curug, ada spot foto yang menarik berupa gardu pandang yang berbentuk hati, lambang sebuah cinta.
Curug ini menghasilkan air panas yang dimanfaatkan sebagai tempat pemandian dan kolam renang yang disertai dengan papan luncur yang berliku-liku, arena mainan anak hngga kebun dan taman binatang yang berisi binatang-binantang langka dan aneh.
Advertisement
Karena aliran airnya yang deras hingga membelah kawasan, pemandian air panas ini terbagi menjadi dua bagian, yakni pemandian yang terletak dalam ruangan tertutup dan berada lebih dekat dengan pintu gerbang, atau pemandian yang terletak +/- 500 meter dari pintu gerbang yang berupa kolam dengan tiga buah pancuran air panas sehingga dikenal dengan sebutan Pancuran Telu (Bahasa Jawa: Pancuran Tiga). Untuk masuk ke area ini pengunjung harus membayar tiket Rp5.000 per orang.
Pancuran Pitu
Curug ini sama dengan Pancuran Telu, menghasilkan air panas yang mengandung belerang. Karena kandungan belerang ini, siapa pun yang mandi di curug ini bisa sembuh dari penyakit, khususnya penyakit kulit, tulang dan sebagainya. Disebut sebagai Pancuran Pitu karena air panas yang bersuhu 70 derajat dan bersumber langsung dari Gunung Slamet ini mengalir dari tujuh pancuran. Untuk masuk ke area ini, pengunjung hanya membayar Rp15.000 per orang dan sudah termasuk biaya parkir.
Curug Celiling
Sama seperti curug pada umumnya, Curug Celiling menyuguhkan wisata panorama yang indah. akses masuk ke kawasan curug ini agak melelahkan karena harus melewati jalan terjal setelah Curug Gede. Karena aksesnya yang susah, pengunjung curug ini tidak begitu banyak namun bagi pecinta alam, curug ini menjadi destinasi favorit.
Curug Gede
Curug ini menyuguhkan fenomena alam yang menarik dengan aliran sungai yang tenang dan pancuran air terjun yang begitu menyegarkan. Suara gemericik air ini bisa membuat pikiran menjadi tenang. Curug Gede ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter lebih dengan kolam penampungan dibawah 25 meter.
Curug Kembar
Dikenal juga sebagai Curug Telaga Hijau. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan kolam penampungan di bawahnya berwarna hijau. Airnya sangat bersih selain itu juga terdapat tebing yang menyerupai gua. Curug ini merupakan rangkaian dari sungai Gumawang. Nama curug ini bersifat temporer karena tergantung musim. Jika musim kering, curug ini menghilang dan berunah menjadi telaga namun kebalikan saat musim hujan tiba.
Curug Muntu
Lokasi Curug Muntu tidak begitu jauh dari Curug Bayan, melewati Dam Belanda atau PLTA Ketengger dan pipa besar. Ada juga sungai dangkal yang harus dilewati. Perjalanan memang melelahkan, namun setelah sampai, pengunjung bisa menikmati kolam alami dengan pancuran yang tidak begitu deras
Advertisement
Advertisement
Alvari Kunto Prabowo -
Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.