by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 26 September 2016 - 04:20 WIB
Industri kreatif dari kerajinan kulit di Jogja.
Harianregional.com, JOGJA -- Setiap kerajinan kulit memiliki teknik berbeda untuk menghasilkan karya bernilai jual tinggi. Maries Craft sendiri misalnya, salah satu usaha pembuatan dompet kulit ternak ini membuat ribuan produknya dengan cara menjemur kulit di bawah terik matahari dengan olesan-olesan khusus.
Ditemui saat mengikuti pameran Festival#Ambisiku di Jogja Expo Center (JEC), Jumat (16/9/2016), Marketing Maries Craft Hastin Astuti menerapkan teknik tersebut untuk produk-produk barunya. “Kami sebut ini dengan teknik soak up the sun,” katanya.
Kulit yang digunakan adalah kulit sapi dari Amerika, yang kemudian di dijemur di bawah terik matahari sembari diolesi coconut oil dan bee wax atau sarang lebah madu. Teknik ini akan menghasilkan warna yang lebih matang. Keunggulannya, semakin lama dompet dipakai, warna yang muncul akan semakin tua, lebih mengilap, dan dompet tidak kaku saat disaku di kantong celana. Sinar matahari harus benar-benar menyengat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Waktu penjemuran saat matahari terik dibutuhkan waktu dua hari.
Dalam proses penjahitan, dompet soak up the sun ini menggunakan metode jahit tangan dan tidak membutuhkan bantuan mesin sedikit pun. Benang yang digunakan adalah benang Sinew dari Jepang. “Benar-benar hand made. Masalahnya kalau pakai mesin, akan terlihat bekas tumpuan mesin jahitnya,” kata Hastin.
Harga dompet yang dipasarkan dipatok lebih mahal dibandingkan dompet biasanya. Dompet biasa untuk pria dijual sekitar Rp350.000 tetapi dompet soak up the sun ini dijual sampai Rp899.000. Begitu juga dengan dompet khusus wanita yang harganya bisa melambung sampai Rp1,5 juta.
Selain dompet, Maries Craft juga memproduksi tas, gantungan kunci, sabuk, kantong korek, sampai asesoris seperti gelang dan kalung. Maries Craft merupakan salah satu unit usaha CV Yogya Karya Andini yang berlokasi di Kawasan Industri 1 Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Jogja. Material yang digunakan adalah kulit sapi, ikan pari, ular piton, dan kambing yang didatangkan dari berbagai daerah. Dalam sebulan, omzet yang diperoleh sekitar Rp10 juta.