by Sunartono Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 4 September 2014 - 15:40 WIB
Harianregional.com, SLEMAN-Pada peringatan peringatan HUT Polwan ke-66, 140 polisi wanita (Polwan) menari kolosal di halaman Mapolda DIY, Rabu (3/9/2014). Melalui pertunjukkan ini, masyarakat diharapkan tidak takut lagi pada polisi.
"Ada lima fase pertunjukan, dan yang tiga merupakan ekstra sehingga total delapan pertujukkan," ungkap Made Dyah Agustina, koreografer tarian kolosal Polwan saat ditemui seusai pertunjukan kemarin.
Pertunjukan tersebut sangat sederhana tidak terlalu mewah, tetapi mampu menyampaikan pesan humanis kepada masyarakat Polri terutama Polwan mampu menghibur. Alangkah baiknya di lain hari tarian kolosal itu dipertontonkan di hadapan masyarakat umum. Dengan latihan selama dua pekan saja, pelatih mampu menggembleng Polwan untuk menari.
Kesulitan yang paling dihadapi adalah terbatasnya waktu latihan. Karena ratusan Polwan itu harus berbagi dengan dinas di kesatuan masing-masing. Gerakan tarian kolosal yang diperankan tidaklah terlalu sulit. Hanya butuh kekompakan. Sementara kompak itu sudah menjadi kebiasan Polwan di tiap satuan.
"Mereka tadinya tidak memiliki dasar tari sama sekali, kami menggodoknya selama dua pekan untuk tampil. Kendala utama waktu, banyak yang setelah latihan masih harus bertugas. Kalau kekompakan sudah terbiasa jadi mudah," ujarnya.
Pesan yang ingin disampaikan dari tari kolosal itu, supaya masyarakat tidak takut kepada polisi. Di balik ketegasan polisi harus ada nilai humanis yang bisa disuguhkan. Lebih utama lagi, selain bertugas di kesatuan, Polwan juga memiliki rasa melestarikan kebudayaan dan mengangkat derajat kaum wanita.
"Dari ratusan Polwan yang ikut menari kolosal itu merupakan perwakilan dari seluruh kesatuan. Kebetulan kami memiliki wadah yang memfasilitasi Polwan untuk berkreasi seni," ungkap Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti.