by Bernadheta Dian Saraswati Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Selasa, 28 Juni 2016 - 11:55 WIB
Harianregional.com, JOGJA- Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS), Ilham Akhmadi menganggap keingingan pemerintah tidak realistis jika harga Rp80.000 dipenuhi dari sapi lokal. Namun jika dipenuhi dari daging impor masih dapat dilakukan.
Ia mengatakan, harga daging sapi Rp120.000 per kg di pasaran sudah terbentuk berdasarkan mekanisme pasar. Jika pemerintah ingin mewujudkan harga daging sapi menjadi Rp80.000 per kg, pemerintah harus memberikan subsidi.
“Pemerintah bisa membeli sapi dari peternak atau pedagang lalu disubsidi sebelum dijual ke konsumen,” jelasnya, Senin (27/6/2016).
Pemerintah menurutnya juga harus bijak dan tetap memperhatikan semua pihak, baik konsumen maupun peternak. Saat harga daging bisa mencapai Rp80.000, konsumen memang akan untung karena mendapat harga terjangkau. Namun, hal tersebut akan menimbulkan kerugian pada peternak dan pedagang.
Harga jual sapi saat menjelang Idulfitri dinilai rendah. Peternak pun memilih menahan sapi-sapinya terlebih dulu dan sengaja tidak dijual pada momen Lebaran seperti ini. “Saya tahan dulu tiga bulan baru saya jual pas Besar [Iduladha] nanti,” kata dia.
Menurutnya, harga jual sapi menjelang Iduladha jauh lebih tinggi dibandingkan menjelang Idulfitri. Selisihnya bisa mencapai Rp2 juta. “Maka itu sekarang saya ampet [tahan] dulu,” pungkasnya.