regional
Langganan

GERAKAN ANTIKORUPSI : Perempuan Pilih Cuci Perabot, Loh? - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Senin, 9 Maret 2015 - 18:20 WIB

ESPOS.ID - Warga menempelkan stiker seruan antikorupsi pada kaca mobil pengguna jalan yang melintas di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (9/12/2014). Warga dan aktivis antikorupsi di seluruh Indonesia menggelar aksi antikorupsi pada Hari Antikorupsi yang jatuh pada tanggal 9 Desember. Peringatan itu bertujuan untuk memberikan dukungan pemberantasan tindak pidana korupsi. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Gerakan antikorupsi juga didengungkan oleh kaum hawa. Sebagai bentuk protes, lebih dari 100 perempuan melakukan aksi cuci pakaian dan perabot.

Harianregional.com, JOGJA-Sekitar 100 perempuan melakukan longmarch dari Titik Nol Kilometer menuju Balai Pelestarian Nilai Budaya. Mereka kemudian langsung melakukan aksi cuci pakaian dan perabotan rumah tangga secara bersama-sama.

Advertisement

Usai cuci bersih pakaian, masa aksi kemudian membubuhkan tandatangan dan cap lima jari diatas kain putih berukuran sekitar 10x1,5 meter. Aksi tersebut dilakukan sebagai simbol penolakan terhadap korupsi.

Salah satu aktivis perempuan, Wasingatu Zakiyah menyatakan, aksi cuci pakaian dan perabotan rumah tangga dimaknai sebagai ruwatan agar masyarakat mulai membersihkan diri dari praktek-praktek korupsi mulai dari lingkungan keluarga.

"Korupsi telah membawa dampak sistemik pada perempuan dan anak," kata Zakiyah, Minggu (8/3/2015).

Advertisement

Zakiyah mengungkapkan, data Gobal Corruption Barometer, Transparancy International menunjukan bahwa perempuan merasakan dampak korupsi lebih tinggi dibanding dengan laki-laki.

Advertisement
Advertisement
Mediani Dyah Natalia - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif