regional
Langganan

GENTING GODEAN : Banyak Produk Tiruan karena Tak Punya HAKI - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Abdul Hamied Razak Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Senin, 15 Agustus 2016 - 17:20 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Genting Godean banyak ditiru karena tak punya HAKI

Harianregional.com, SLEMAN- Selain masalah kelembagaan, masalah usaha yang akan diselesaikan adalah pendaftaran hak kekayaan intelektual (HAKI) genteng Godean.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Sleman Pustopo mengungkapkan ada beberapa pihak yang meniru atau menjiplak produk genting Godean. Sayangnya, tindakan hukum tidak bisa dilakukan karena produk tersebut tidak memiliki HAKI.

"Produk genting Godean, perlu memiliki HAKI agar tidak ditiru atau dijiplak orang lain. Dengan begitu, produk dari luar yang mengaku-ngaku genting Godean bisa dikendalikan," kata Pustopo, baru-baru ini.

Pihaknya juga menyiapkan strategi untuk membantu pemasaran genting Godean. Salah satunya, mempertemukan secara langsung pata perajin dengan asosiasi developer. Langkah lainnya, akan dibuat aturan kewajiban developer di Sleman untuk menggunakan produk genting Godean.

Advertisement

"Di sini perlu ada regulasi. Kalau ada regulasinya, kekawatiran para perajin genting bisa teratasi. Para perajin juga didorong untuk meningkatkan kualitas produksi, managemen hingga pemasaran," katanya.

Direktur Eksekutif Pusat HKI, Hukum Teknologi dan Bisnis (PHKIHTB) UII, Budi Agus Riswandi mengatakan, untuk menguatkan brand genting Godean pendaftaran HAKInya menggunakan sistem perlindungan indikasi geografis.

Hal itu berdasarkan dengan UU No.15/2001 tentang merek dan PP No.51/2007 tentang indikasi geografis. Sistem tersebut, katanya, akan memberikan perlindungan hukum terhadap barang khas berdasarkan kawasan atau lokasi.

Advertisement

"Barang itu harus punya kekhasan. Bisa dari faktor manusianya [pengrajin] atau faktor alam, atau bisa kedua faktor itu. Kalau kerajinan, faktor manusianya yang mendominasi seperti ukiran Jepara," ujarnya.

Advertisement
Nina Atmasari - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif